Sabtu, 19 Maret 2011

CINTA BILAL PADA RASULULLAH


Bilal r.a adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang pada saat masuk Islam mendapat siksaan yang sangat berat dari majikannya Umayyah. Tubuhnya diseret di tengah padang pasir yang sangat panas. Tidak hanya sampai di situ, tubuhnya ditelentangkan kemudian ditindih dengan batu besar. Saat itu yang keluar dari mulutnya hanya: 'ALLAH AHAD, ALLAH AHAD'
Pada saat itu Abu Sofyan yang belum masuk Islam bertanya kepada Bilal r.a, "Mengapa selalu kalimat itu yang kau ucapkan hai Bilal?" Bilal r.a menjawab, "Jika seandainya ada ucapan yang lebih membuat kalian marah, maka niscaya ucapan itulah yang akan kuucapkan."
Setelah Rasulullah SAW wafat, Bilal r.a memutuskan untuk tinggal di luar kota Madinah, sebab beliau merasa sedih setiap mengingat saat-saat bersama Rasulullah SAW. Setelah satu tahun tinggal di luar kota Madinah, pada suatu malam Bilal r.a terbangun dari tidurnya sambil menangis. Istrinya bertanya, "Mengapa engkau menangis wahai Suamiku?" Bilal r.a menjawab,"Rasulullah telah menemuiku dalam mimpi dan Beliau bertanya mengapa aku tidak pernah menziarahinya."
Malam itu juga Bilal r.a berkemas untuk pergi ke Madinah menziarahi makam Rasulullah SAW. Sesampainya di makam Rasulullah SAW, beliau menangis dan menciumi makam Rasulullah SAW. Ketika itu datanglah Abu Bakar r.a menemui Bilal r.a. Kedua sahabat Rasulullah tersebut saling berpelukan dan menangis. Kemudian Abu Bakar r.a meminta Bilal r.a untuk mengumandangkan azan seperti di masa Rasulullah masih hidup. Bilal r.a menjawab, "Wahai khalifah Rasulullah, dulu setiap kali aku selesai mengumandangkan azan, maka aku mendatangi bilik Rasulullah dan mengabarkan bahwa waktu shalat telah tiba. Dan Rasulullah SAW keluar untuk memimpin shalat. Sekarang aku tidak kuasa untuk mengumandangkan azan karena Rasulullah tidak akan keluar untuk memimpin shalat lagi." Ketika Umar bin Khattab r.a juga meminta Bilal r.a untuk mengumandangkan azan, jawaban Bilal r.a tetap sama.
Pada saat itu datanglah Hasan dan Husin (cucu Rasulullah) yang berumur 9 dan 8 tahun. Mereka kemudian meminta Bilal r.a untuk megumandangkan azan. Bilal r.a kembali menangis dan menjawab, "Wahai cucu Rasulullah, kalau sekarang aku menolak permintaan kalian, aku takut di akhirat nanti kakek kalian akan menolak permintaanku atas syafaatnya."
Maka naiklah Bilal ke menara masjid untuk mengumandangkan azan. Serta merta keluarlah penduduk Madinah dari dalam rumah-rumah mereka sambil bertanya, "Apakah Rasulullah dibangkitkan kembali?" "Apakah Rasulullah dibangkitkan kembali?"
Tidak ada tangisan yang lebih memilukan setelah wafat Rasulullah daripada tangisan saat itu.
Demikian kecintaan para sahabat Rasulullah terhadap Nabi sehingga mereka mendapat gelar Radhiallahu'anhum.
(Tak terasa air mataku menetes mendengar cerita ini dibacakan oleh khatib.)
"Ya Allah, jadikan air mata ini seperti air mata para sahabat Rasulullah... Air mata cinta terhadap orang yang Engkau cintai.. Amiin"
(Penggalan khutbah Jum'at, 18 Maret 2011 Masjid Baiturrahim Panyiuran)