Senin, 23 April 2012

Beranikah Mengakui Bahwa Anda Salah?

Sebuah pengalaman yang cukup berkesan saya dapatkan pada kegiatan Pembuatan dan Perakitan Soal UN Matematika SD Tahun 2012 di Hotel Pesona Banjarmasin. Kejadiannya bermula dari diskusi kecil saya dan teman-teman guru dengan Dosen Pembimbing pembuatan soal tentang pengertian 'sama dan sebangun' pada bangun datar. Beliau (dosen) dan beberapa guru berbeda pendapat dengan dengan saya dan beberapa orang guru lainnya tentang pengertian sama dan sebangun. Perdebatan pun berlangsung alot. Sampai akhirnya saya mengalah karena argumen saya tidak didukung dengan literatur yang kuat. Meskipun hal yang sama juga terjadi dengan dosen tadi.
Yang menarik, tidak berapa lama setelah diskusi diakhiri beliau memanggil saya dan beliau mengakui dengan legowo bahwa argumen sayalah yang benar. Rupanya setelah perdebatan selesai beliau langsung mencari literatur via internet.
Yang membuat saya terkesan adalah sikap beliau yang ksatria untuk mengakui pendapat orang lain benar kalau itu memang benar. Siapa yang tidak mengenal beliau. Dosen yang mengajar di dua perguruan tinggi negeri di Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan setimbun gelar akademik S.Pd., S.Si, M.Kom. Phd, dan kualitas keilmuan beliau yang tidak diragukan lagi, tidak menjadikan beliau seorang yang arogan dan tinggi hati.
Hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa yang saya dapatkan adalah bahwa kita tidak akan terlihat rendah di mata orang lain hanya karena kita berani mengakui kekeliruan kita dan mengakui pendapat yang benar. Bahkan sebaliknya, orang akan lebih respek dengan kita.
Mohon maaf tidak menyebutkan nama beliau sebab khawatir kalau beliau tidak berkenan.