Jumat, 17 Oktober 2014

KARAKTER BUKAN HANYA DI BUKU

Biasanya anak saya yang kelas 1 Sekolah Dasar diantar ibunya ke sekolah. Karena suatu keperluan, hari ini saya yang mengantarnya ke sekolah. Ini adalah kali kedua saya mengantar. Saat mengantar pertama kali saya langsung balik setelah si kecil bersalaman dan mengucap salam. Sehingga tidak sempat memperhatikan keadaan di lingkungan sekolah.
Jam di tangan saya menunjukkan pukul 07.15 wita, saat kami tiba di depan sekolah yang terbilang sederhana ini. Setelah bersalaman anak saya meminta uang kepada saya. "Lho, bukankah sekolah tidak memperbolehkan siswa membawa uang jajan?" Tanya saya heran. Tanpa menjawab dia menunjuk sebuah kotak kaca yang terdapat di dekat meja guru piket. Oh, akhirnya saya mengerti, ternyata uang tersebut digunakan untuk membiasakan siswa bersedekah harian. Sehabis mengucap salam, anak saya berjalan menuju ke arah meja piket. Ternyata setiap siswa dan guru yang datang akan menuju ke meja piket untuk mengisi daftar hadir dan bersedekah sukarela.
Saya mengurungkan niat untuk langsung balik karena ada pemandangan yang cukup menarik perhatian saya. Di dekat meja itu ada empat orang ibu guru dengan kerudung panjangnya. Anak saya menyebutnya 'Ustadzah. Dengan senyum yang selalu mengembang di bibir mereka, setiap siswa disambut dan dijawab salamnya dengan hangat. Ah, menyejukkan sekali.
Pandangan saya beralih ke depan kelas. Di depan pintu masuk setiap kelas telah berdiri wali kelas yang juga siap menyambut dan menjawab salam siswa dengan senyuman yang tulus. Siswa mengucap salam, bersalaman, masuk kelas untuk meletakkan tas lalu kembali keluar kelas. Di halaman pun, setiap siswa yang baru berpapasan dengan guru akan mengucapkan salam dan bersalaman. Hmm, pagi yang indah.
Saya menghela nafas dalam-dalam. Ternyata ini rupanya salah satu faktor penyebab perubahan perilaku anak saya dalam tiga bulan terakhir. Dari sikapnya yang emosional menjadi lebih lembut dan terkendali. Pernah suatu kali dia keceplosan menyebut kata 'burit' (maaf, artinya 'bokong'). Cepat-cepat dia mengucap istighfar. Katanya kalau di sekolah dia akan mendapat poin. Kami juga kerap tersenyum pahit ketika dia mengingatkan berdoa pada saat makan dan minum, atau menegur kakak atau sepupunya yang makan atau minum berdiri. Kalau sebelumnya kegiatan pagi yang paling menguras emosi ibunya adalah ketika membangunkan dan menyuruhnya mandi pagi. Alhamdulillah sekarang hal itu sudah jarang terjadi, bahkan paketnya ditambah dengan melaksanakan shalat subuh meskipun belum berjamaah.
Apa yang bisa saya ambil hikmah dari semua ini? Ternyata karakter tidak cukup hanya ada di kurikulum dan di buku. Penanaman karakter perlu kerja keras dan kerja ikhlas. Perlu keteladanan di setiap lini, baik rumah tangga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Kalau karakter cuma ada di buku, maka yang akan kau dapatkan hanyalah perubahan semu.

Selasa, 16 September 2014

Warung Amal


Budaya 'mewarung' merupakan salah satu tradisi yang ada hampir di seluruh kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Di sebagian wilayah Kabupaten Hulu Sungai, kegiatan 'mewarung' dilakukan hampir di sepanjang hari. Pagi-pagi warga minum di warung sebelum berangkat kerja. Sekitar pukul sepuluhan mereka kembali 'mewarung' di sela-sela istirahat kerja. Sore harinya warung kembali ramai pengunjung yang ingin sekadar menikmati secangkir teh/kopi ditambah pisang goreng atau wadai 'untuk' panas.
Demikian halnya dengan aktivitas warung yang ada di seberang rumah saya. Sejak pagi-pagi sekali, warung kecil ini sudah di datangi pengunjung. Yang datang bukan hanya bapak-bapak saja, tapi juga ibu-ibu dan anak-anak.

Warung ini bukanlah warung biasa. Warung ini hanya buka setiap hari Minggu. Di tempat kami warung ini dinamakan 'Warung Amal'. Warung amal adalah warung yang dikelola oleh panitia mesjid/langgar/mushalla. Hasil keuntungan bersih dari warung amal merupakan salah satu pemasukan untuk kegiatan dan kemakmuran masjid/langgar/mushalla. Selain itu, warga yang menyediakan makanan maupun kue juga terbantu dalam hal ekonomi. Pada saat warung amal buka, warga sekitar masjid/langgar/mushalla yang memiliki usaha warung akan dengan sukarela menutup warungnya.
Berbagai macam makanan dan kue lokal dapat kita jumpai di warung ini. Khusus warung amal di tempat saya, makanan dan kue yang sering dijual antara lain, nasi kuning, ketupat balamak, paisan banyiur, apam, untuk, balangan hayam, ulin-ulin, sambusak, pais buta, pais waluh, lamang, puntalan, kacang bajarang, dan berbagai jenis cemilan seperti melinjo, kerupuk dan kacang goreng.
Hal positif yang juga dapat dirasakan dari warung amal ini adalah interaksi sosial antar warga dan silaturrahmi yang terjalin dalam semangat kebersamaan untuk kemakmuran dan kegiatan mesjid/langgar/mushalla.
Nah, Anda tertarik untuk mencicipi kuliner di warung amal?

Kamis, 28 Agustus 2014

Cara Gampang Mengubah Ukuran Foto Agar Bisa di Upload di PADAMU

Anda kesulitan mengupload foto di PADAMU, atau pada saat mendaftar menjadi CPNS karena file foto yang Anda upload terlalu besar? Kali ini saya akan berbagi cara mengatur ulang ukuran foto yang akan kita upload agar sesuai dengan ketentuan yang diinginkan aplikasi semisal PADAMU. Aplikasi yang kita gunakan adalah aplikasi bawaan microsoft yakni aplikasi Paint.
Kali ini saya tidak lagi membahas bagaimana cara membuka aplikasi Paint, karena sudah ada pada postingan saya tentang Membuat Bangun Datar Menggunakan Paint
Oke, langsung kita mulai dengan aplikasi yang sudah terbuka.
1. Klik menu seperti pada gambar di bawah ini.
2. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini, kemudian klik open.
3. Carilah file yang akan Anda buka setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilihlah foto yang akan diubah ukurannya. Lalu klik open.
4. Akan muncul tampilan seperti ini.

5. Lalu klik 'Resize', akan muncuk dialog seperti pada gambar
6. Centang 'pixels' maka Anda akan dapat melihat ukuran foto yang sebenarnya. Ubahlah angka yang terdapat pada kolom sesuai dengan ukuran yang kita inginkan. Klik 'OK' maka ukuran foto sudah berubah. Setelah foto disimpan, foto sudah siap untuk di upload.

  Semoga bermanfaat.


Selasa, 26 Agustus 2014

Selalu Ada Jalan

Gambar Ilustrasi
Tulisan ini dibuat bukan bermaksud untuk membanggakan sebuah prestasi atau keberhasilan. Tapi lebih pada keinginan untuk berbagi pengalaman dan motivasi khususnya bagi seorang guru. Saya berharap dengan cerita ini mampu memompa kembali motivasi saya dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu komponen pencetak generasi bangsa.
Kisah ini terjadi puluhan tahun yang lalu, ketika saya masih menjadi guru muda, (meskipun usia sekarang sudah tidak termasuk muda, tapi semangat harus tetap muda dan tidak kendur oleh usia). Ketika saya menjadi wali kelas lima, saya memiliki seorang siswa sebut saja namanya Ahmad (bukan nama sebenarnya). Anak ini memiliki perbedaan dengan teman-teman sekelasnya. Untuk mencapai kelas 5 dia memerlukan waktu 8 tahun, karena setiap kelas harus dilewatinya selama 2 tahun. Satu-satunya sebab yang membuat anak ini tinggal kelas adalah karena dia tidak bisa membaca. Bahkan ketika berada di kelas 5 pun dia baru bisa mengenal huruf. Padahal untuk urusan berhitung, anak ini tergolong pandai dibandingkan kebanyakan teman sekelas. Tapi ketika dihadapkan pada soal cerita yang membutuhkan kemampuan membaca untuk menyelesaikannya Ahmad akan menyerah. Dan ini pulalah yang menyebabkan nilai mata pelajaran lainnya menjadi rendah.
Bagi saya, kemampuan membaca Ahmad inilah satu-satunya kekurangannya. Sebab untuk hal lain, banyak kelebihan yang dimilikinya. Selain jago dalam berhitung, dia juga memiliki sifat-sifat yang baik. Sangat jarang dia absen ke sekolah kecuali karena sakit atau keperluan yang sangat penting. Anaknya memang agak sedikit pendiam. Tapi hubungan sosialnya sangat bagus, baik dengan teman maupun dengan guru. Tugas-tugas yang diberikan selalu dikerjakan, meskipun untuk soal yang mengharuskan dia membaca, hanya soal yang ditulisnya ulang. Gambaran secara umum di mata saya, anak ini rajin, sopan, pendiam, sedikit pemalu dan tidak bisa membaca. Lahir di keluarga sederhana, tinggal bersama ayah, nenek dan kakak perempuannya. Ibunya meninggal ketika Ahmad masih kecil.
Sebagai seorang guru apalagi wali kelasnya, saya merasa kasihan dan tertantang. Inilah medan saya, dia siswa saya. Saya tidak ingin anak sebaik ini akan tersandung keberhasilannya hanya karena tidak bisa membaca. Mulailah saya memikirkan cara untuk membantu anak ini. Alhamdullillah, waktu itu saya tinggal di rumah dinas yang ada di komplek sekolah. Biasanya setiap habis Magrib beberapa siswa datang ke rumah dinas untuk belajar mengaji termasuk Ahmad. Waktu inilah yang saya gunakan sebaik-baiknya untuk membimbing Ahmad dalam membaca. Saya meminjaminya buku kelas 1. Setiap mengaji buku itu selalu dibawanya dan sehabis mengaji dilanjutkan dengan belajar membaca. Biasanya dia akan pulang paling lambat. Hanya dengan bermodal lampu teplok (karena pada saat itu listrik belum masuk, tahun 1998) kami lalui hampir setiap malam dengan mengaji dan belajar membaca.  Dalam setiap kesempatan saya terus memotivasi semangatnya, misalnya dengan memuji kemampuan membaca yang diperolehnya.
Selain itu, ketika berada di kelas pun saya berusaha untuk memberi kesempatan kepada Ahmad untuk membaca meski hanya beberapa baris.
Ternyata usaha yang kami lakukan tidak sia-sia, hanya dalam waktu empat bulan, Ahmad sudah mengejar kemampuan membaca teman-temannya. Lega rasanya perasaan saya, akhirnya dia mampu bersaing dengan teman-temannya untuk semua mata pelajaran. Bahkan pada saat kenaikan kelas dia mampu berada di atas beberapa orang temannya dan ketika saya ditugaskan menjadi wali kelas 6 di tahun berikutnya, tak ada lagi kesulitan yang berarti dalam hal membaca bagi semua siswa saya.
Semoga penggalan kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk selalu berusaha memikirkan cara mengatasi setiap permasalahan yang kita hadapi khususnya di dunia pendidikan. Kebahagiaan seorang guru bukanlah ketika murid membalasnya dengan materi. Kebahagiaan seorang guru adalah ketika dia menyaksikan muridnya berhasil hidup sebagai manusia berkat ilmu yang diberikan.
Bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas.

Sabtu, 02 Agustus 2014

Cara Mengajarkan Pembagian Bilangan Pecahan di Sekolah Dasar

Sebagai seorang guru di sekolah dasar, bagaimana cara Anda mengajarkan konsep pembagian bilangan pecahan pada siswa? Apakah cara yang Anda lakukan seperti ini?
Mungkin sebagian besar dari kita melakukan cara seperti itu karena cara seperti itulah yang sering kita jumpai di buku guru maupun siswa. Tapi ketika ditanya oleh siswa yang mungkin kritis, "Kenapa pembagian berubah menjadi perkalian dan pembaginya harus dibalik?" Kita mungkin akan kelabakan menjawabnya.
Alangkah baiknya cara-cara cepat seperti di atas diajarkan ketika siswa sudah betul-betul menguasai sebuah konsep matematika. Dan itu pun sebaiknya diperoleh dari pengalaman siswa misalnya dari melihat suatu pola.
Alternatif berikut dapat kita gunakan untuk mengajarkan konsep pembagian bilangan pecahan pada siswa di sekolah dasar. Pembelajaran diawali dengan mengaitkan materi dengan konsep pembagian yang sudah dipelajarinya di kelas sebelumnya. Yakni pembagian sebagai pengurangan berulang.

Nah, konsep tersebut dapat kita terapkan pada pembagian bilangan pecahan.
Media yang digunakan dapat berupa gambar atau bisa juga menggunakan kertas lipat yang dapat dilakukan sendiri oleh siswa.
Silahkan Anda berkreasi dengan bilangan-bilangan lainnya, termasuk pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan.
Semoga memberi manfaat.

Jumat, 25 Juli 2014

Cara Mengcopy Gambar dan Teks pada File PDF

Dalam sebuah pelatihan kurikulum 2013, saya dan beberapa peserta kesulitan ketika harus memindah gambar beserta teks bacaan sekaligus dari file pdf ke file word. Biasanya ini dilakukan guru untuk membuat soal atau LKS.  Akhirnya berkat bantuan salah seorang teman, ternyata caranya nggak susah-susah amat. Nah, agar ilmu yang saya dapat nggak keburu hilang dan lebih bermanfaat bagi yang lain maka terbitlah postingan berikut. 
Lama juga rasanya nggak posting di blog ini. Sampai-sampai tubuh ini rasa pegal-pegal semua. (Apa hubungannya ya?) Oke langsung saja kita ke TKP.
1. Pertama, bukalah file pdf yang akan Anda copy sambil juga Anda harus buka mata. Misalnya saya membuka file buku siswa kelas 4. (Saya menggunakan aplikasi Adobe Reader 8) Anda belum kenal? Ini penampakannya Bro!

2. Kemudian bukalah aplikasi Microsoft Word, kalau Anda bisa bekerja dengan dua jendela sekaligus akan lebih mempermudah pekerjaan Anda. Kayak gambar berikut ini nih.


3. Masuk ke file pdf. Klik menu Tool-Select & Zoom-Snapshot Tool, lihat penampakan berikut:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             
4. Blok area gambar yang ingin dicopy dengan cara klik kiri kemudian drag area gambar sesuai keinginan lalu lepaskan. Maka akan tampak seperti ini:
Gambar secara otomatis sudah tercopy.

5. Sekarang berpindah ke dokumen word, tinggal kita paste di tempat yang kita inginkan. Taraaa! berikut hasilnya.




Nah!, gimana? Gampang aja kan? Semoga memberi manfaat.

Minggu, 06 Juli 2014

Ngerjain Penipu

Dapat pengalaman seru nih hari ini. Menjelang buka puasa, dari dalam kamar telpon genggam milik ibu saya berbunyi. "Siapa nang manalipun pas handak babuka nih (Siapa sih yang nelpon pas waktu buka puasa kayak gini?), gerutu beliau sambil melangkah ke kamar. Kebetulan beliau menerima telpon tersebut menggunakan loudspeaker sehingga suara dari penelpon terdengar jelas. "Halo, ini siapa?" kata Ibu. "Halo ini saya ganti nomor, kenal nggak dengan suara saya?" terdengar jawaban dari si penelpon. Mendengar bahasa Indonesia yang digunakan, langsung saya minta ponsel dari ibu yang masih kelihatan bingung karena beliau tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia. Naluri saya sudah mencium aroma penipuan dengan modus sok kenal yang ujung-ujungnya minta bantuan uang untuk operasi isterinya yang mau melahirkan atau untuk biaya obat orang tuanya yang sakit keras. Padahal saya tahu betul di hp ibu nggak ada kenalan orang luar Kalimantan. 'Dari pada ditipu, mending lu yang kukerjain' demikian pikir saya.
Akhirnya terjadilah percakapan seperti ini:
S (Saya) : Halo!, ini siapa?
Penelpon (P) : Ini saya, masa nggak kenal?
S : Siapa Ya?
P : Coba ingat-ingat lagi, kenal nggak dengan suara saya?
S : Ooh, Abdul Ya? (Sekenanya)
P : Iya, betul sekali! ( dengan bersemangat, padahal saya nggak punya kenalan Abdul dengan logat bahasa yang khas seperti itu. Hehe mulai kena dia)
S : Waah Mas, gimana kabarnya nih, kemarin-kemarin saya telpon nggak pernah aktif.
P : Iya, ini saya ganti nomor. Nomor yang dulu sudah nggak aktif.
S : Wah, kebetulan sekali ini. Gimana dengan pembayaran yang 2 M kemarin Mas. Bisa nggak dilunasi secepatnya?
(Saya mulai beraksi. Tak terdengar sahutan sejenak, lalu kemudian dengan agak gagap dia menjawab)
P : Oh, .. iya yang itu Ya. Makanya saya hubungi.
S : Katanya kan Mas mau melunasinya tanggal 1 tadi. Tapi saya tunggu-tunggu nggak masuk-masuk uangnya. Pas saya telpon juga nggak diangkat.
(Ayah, ibu dan adik saya yang ikut mendengarkan berusaha sekuat tenaga menahan tawa)
P : Ya itulah Mas, Bisa nggak pembayarannya saya cicil ( suaranya semakin terdengar ragu-ragu)
S :  Waah, nggak Bisa Mas, kan Antum sudah janji membayar cash. Ini proyek saya yang di Bogor juga terbengkalai. Mana karyawan juga minta gajian. Saya harap Bisa ditransfer besok Ya Mas. (Proyek Milyaran dalam mimpi. Kkkkkk)
P : Rekeningnya yang mana Mas?
S : Rekeningnya yang dulu aja. Tapi biar lebih cepat ke BCA atau Mandiri aja. (Padahal saya nggak punya rekening BCA. Kalo rekening Mandiri itupun tabungan haji. Kikikikik)
S : Oke Mas, saya tunggu Ya. Ini sudah mau buka puasa nih. (Telpon saya tutup)
Semula saya kira dia nggak akan nelpon lagi karena tau saya kerjain. Eh, ternyata saya salah. Entah skenario apa yang sedang disiapkannya. Sepulang shalat Maghrib dari Mushalla, telpon kembali berdering. Sebenarnya saya ingin meladeninya lebih lama. Tapi karena ada kerjaan, saya skak mat saja penelpon usil ini.
P : ini Mas lagi santai di rumah Ya?
S : iya, ini Abdul kan.
P : iya.
S : Kenal nggak sama saya?
P : Iya kenal lah.
S : Kalo kenal, siapa nama saya?
P : Siapa Ya (kembali terdengar tidak yakin)
S : Masa Mas nelpon saya nggak ada nama saya di hp Mas. (Tut...tut...tut... akhirnya dia kabur sendiri).

Jumat, 13 Juni 2014

Format SKHU Sementara Sekolah Dasar 2014

 Ujian Sekolah Kelas 6 sudah usai. Tinggal guru kelas 6 yang mulai disibukkan dengan kegiatan mengolah nilai untuk mengisi rapor semester 12 dan sambil menunggu hasil US untuk tiga bidang studi (B. Indonesia, Matematika dan IPA) ada baiknya guru mempersiapkan SKHU sementara sebagai pengganti SKHU asli untuk keperluan Penerimaan Siswa Baru.
Nah, bagi rekan-rekan guru kelas 6 yang memerlukan format SKHU 2014, berikut ini saya bagikan format SKHU Sementara sebagai pengganti STTB Asli untuk keperluan Penerimaan Siswa Baru.

Berikut linknya:

Format SKHU Sementara

Anda tinggal mengedit dan mengganti rumus proporsi nilai rata-rata rapor dan nilai ujian sekolah sesuai dengan kebijakan Kabupaten/Kota masing-masing.
Semoga bermanfaat.

Sabtu, 07 Juni 2014

Surat Edaran Kepala Balitbang Kemdikbud tentang Penjelasan Pelaksanaan US/M Tahun 2013/2014

 Untuk menyamakan pemahaman terhadap Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan US/M tahun 2014, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran tentang penjelasan Pelaksanaan US/M Tahun 2014. Penjelasan ini memuat tata-laksana US/M sampai cara perhitungan nilai dan pengisian nilai pada SKHU.
Untuk lebih jelasnya Anda dapat mendownload surat edaran tersebut pada link di bawah ini:

Surat Edaran Kepala Balitbang Kemdikbud tentang Penjelasan Pelaksanaan US/M Tahun 2013/2014

Berikut ini saya sertakan juga contoh Pengisian Nilai Rapor dan Nilai Ujian Sekolah

Contoh Pengisian Rapor dan Ujian Sekolah

Ini saja yang dapat saya bagikan kali ini. Semoga bermanfaat.

Senin, 02 Juni 2014

Pembelajaran Soal Cerita Penjumlahan Bilangan di Kelas I SD


Pada sebuah kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG), saya meminta rekan-rekan guru menuliskan kendala-kendala yang mereka hadapi dalam pembelajaran matematika. Dari sekian banyak permasalahan yang dtuliskan, ternyata soal cerita menempati urutan teratas kesulitan yang dihadapi guru dan siswa. Akhirnya dilakukan diskusi untuk mencari penyebab permasalahan tersebut. Ternyata kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita tersebut bukan hanya berasal dari siswa sendiri tapi juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dilakukan. Fakta menunjukkan bahwa sebagian guru mengalami kesulitan dalam menyajikan soal cerita dan lebih memilih melewati materi ini. Inilah juga yang menjadi akar masalah utama kenapa akhirnya siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita.
Lantas bagaimana caranya agar pembelajaran soal cerita dapat dimengerti sswa dengan mudah? Kali ini saya ingin berbagi langkah-langkah dalam menyajikan soal cerita matematika di sekolah dasar.
Teori belajar yang dikemukakan Bruner, bahwa pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan dalam tiga tahapan yakni: (1) konkrit/enactive, (2) semi konkrit/econic, dan (3) abstrak/symbolic. Dalam langkah-langkah pembelajaran berikut akan dicontohkan pembelajaran soal cerita matematika kelas I dengan materi penjumlahan bilangan bulat.
Mengacu pada teori Bruner di atas, maka pembelajaran akan dilakukan melalui tahapan konkrit, semi konkrit, dan abstrak. Hal yang perlu dipersiapkan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran adalah menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, media, LKS serta kata-kata kunci yang berkaitan dengan operasi hitung matematika dalam hal ini penjumlahan seperti:
- digabung         - diberi
- membeli lagi    - meminta lagi
- memetik lagi    - dan lain-lain

1. Kegiatan Konkrit
Pembelajaran yang bersifat konkrit ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran dengan menggunakan alat peraga atau media konkrit berupa benda sebenarnya seperti permen, kelereng, kue, dan lain-lain. Peran guru dalam kegiatan ini adalah memandu peragaan bermain peran dan menerjemahkan arti soal cerita ke dalam bentuk bahasa matematika.
Dari pengalaman bermain peran inilah diharapkan siswa mulai terbiasa dengan kata-kata kunci yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa matematika.

2. Kegiatan Semi Konkrit
Pembelajaran pada tahap ini tidak lagi menggunakan peraga benda nyata tapi sudah diganti dengan dengan gambar. Perangkat yang diperlukan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat gambar-gambar yang menunjukkan konsep penjumlahan bilangan. Melalui pengalaman mengerjakan LKS inilah ditambah pengalaman bermain peran sebelumnya, diharapkan siswa dapat mencapai kesimpulan sendiri  meskipun belum mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain.


3. Kegiatan Abstrak
Soal-soal yang disajikan pada kegiatan abstrak ini sepenuhnya sudah menggunakan lambang yakni dalam bentuk kata-kata dan angka saja. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan Lembar Tugas Siswa (LTS) yang sudah tidak mengandung unsur penanaman konsep.

Untuk lebih jelas dan lengkapnya (Gambar dan LKS) , Anda dapat mendownload file pdfnya DI SINI

Selasa, 20 Mei 2014

Separuh Jiwa



Diraihnya satu demi satu serpihan hati yang terserak.
Tapi mozaiknya tak juga melukis rasa
Ada retak yang merambat ke setiap sudut jiwa
Jika saja berkas sinar itu padam dalam dadanya
Tentu jiwanya akan luruh bersama setiap helaan nafasnya
Hidup dengan separuh jiwa, bukanlah sebuah irama yang merdu
Tapi lebih kepada simponi kematian yang siap merangkulnya

(Amuntai, 20 Mei 2014)

Guru Berprestasi, Catatan Kecil dalam Refleksi


Ada pengalaman berharga yang kudapatkan dari mengikuti kegiatan lomba guru berprestasi kali ini. Bukan hanya sekadar isi materi lomba yang menambah wawasan keilmuan keguruan saya, mengenal kawan-kawan seprofesi yang memiliki prestasi dan keunikan masing-masing,  tapi lebih dari itu semua, ada pembelajaran berharga yang saya dapatkan kali ini.
Persepsi. Ya, ini masalah persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  disebutkan ‘persepsi’ artinya proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Dari awal mengikuti lomba di kabupaten, beberapa sahabat sepertinya menjagokan saya (tapi ingat, ini adalah persepsi  saya lho!). Hal ini saya tangkap dari beberapa komentar dan ucapan yang saya dengar. Saya juga tidak tahu apakah ini sebuah ungkapan yang tulus atau hanya sekadar basa-basi untuk menyenangkan hati saya. Bukankah menyenangkan orang lain itu berpahala. Tapi pada intinya akhirnya semua dukungan mereka saya jadikan motivasi untuk mempersiapkan diri secara maksimal.
Lomba usai dan ada jeda waktu seminggu dalam menunggu pengumuman hasil lomba. Dalam masa menunggu ini pun kembali dukungan dan ucapan semangat saya terima dari kawan-kawan yang mengenal saya. Ada yang lewat ucapan langsung, lewat  sms, inbok dan komentar di fb. Tapi saya sendiri sebenarnya sudah mulai bisa membaca peta kekuatan  dan kelemahan saya dalam lomba ini. Pun juga membaca peta kekuatan sahabat saya yang lain yang ikut lomba ini. Sampai pada prediksi akhir bahwa memang kali ini banyak kawan-kawan yang lebih dari saya dilihat dari kriteria penilaian lomba. Benar saja, pada saat pengumuman hasil lomba, nama saya belum layak berada di jajaran ‘Guru  Berprestasi Kabupaten Hulu Sungai Utara 2014’
Yang membuat saya merasa tersanjung dan berpikir keras adalah setelah pengumuman tersebut ada sahabat saya yang menelpon, ada juga yang inbok di fb yang intinya mengatakan saya layak menjadi juara.  Jujur saja saya sendiri agak geli juga. Sebab saya beranggapan bahwa sahabat-sahabat saya tadi mungkin melihat saya dari satu aspek kehidupan saya atau dengan kata lain mereka menilai saya dari persepsi mereka. Dan yang paling jelas adalah mereka mengenal saya dan saya mengenal mereka. Jadi tidak tertutup kemungkinan ada bias penilaian mereka terhadap saya. Beda dengan para juri dalam lomba ini, saya mengenal mereka, tapi mereka tidak mengenal saya. Atau kalaupun ada yang kenal rasanya tidak akan membuat penilaian mereka subjektif terhadap saya.
Saya menganggap bahwa kawan-kawan yang menjadi juara  dalam lomba ini memang layak untuk menyandang gelar ‘yang terbaik’ pada lomba kali ini karena:  1) mereka memiliki kekuatan di setiap aspek penilaian yang dilakukan dalam lomba ini. 2) mereka adalah sahabat-sahabat saya yang saya kenal prestasi dan dedikasinya (semoga ini bukan hanya persepsi saya)
Untuk teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada saya, izinkan saya menyampaikan:  1) terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah diberikan, semoga ini menjadi cambuk bagi saya untuk selalu semangat menjadi lebih baik   2) saya memang belum layak menyandang gelar tersebut, sebab dari 4 aspek penilaian yang ada, hanya satu aspek yang menjadi kekuatan saya.
Buat sahabat-sahabatku yang meraih prestasi, teruslah berkarya dan berbuat untuk kemajuan pendidikan di negeri ini.  Gelar atau atribut yang didapat hanya sebagian kecil dari puzzle prestasi dan dedikasi kalian. Sedangkan berbuat dan karya nyatalah yang jadi puzzle terbesarnya. Bravo!

Minggu, 11 Mei 2014

Aku?

Aku, tak seindah yang kau lihat
Aku, tak semerdu yang kau dengar
Aku, tak selembut yang kau belai
Karena aku, bukan bunga
Karena aku, bukan irama
Karena aku, bukan sutera
Aku, hanya sebuah jiwa
Aku, hanya sekeping asa
Aku, hanya segenggam cinta.
Yang ingin jadi bermakna.
(Amuntai, 2 Mei 2014) (Di suatu senja yang gerimis)

Sabtu, 19 April 2014

Kita

Sebesar apapun keinginan kita untuk selalu bersama, namun inilah pilihan kita yang juga pilihan Allah untuk kita. Kebersamaan yang kadang tersekat oleh bentang jarak dan aliran waktu acap kali memunculkan kegamangan akan setiaku dan setiamu. Tapi di dalamnya juga mengalir simponi merdu yang mungkin hanya dimengerti oleh mereka yang mendayung di arusnya. Jadi tetaplah pegang erat kemudi yang telah kita rakit bersama. Meski tak jarang jemari kita gemetar melawan kuatnya arus. Ketika kekhawatiran mulai menyusup, yakinkan biduk kita menuju arah yang benar. Lihatlah di dalamnya ada mata bening dan senyum indah peri-peri kecil kita yang harus kita antar sampai ke penghujung nafas kita.
Amuntai, 21 April 2014

Kamis, 13 Maret 2014

Guru Tipe Manakah Anda?


Dilihat dari kemauan dan kemampuan profesionalismenya, maka guru dapat dikelompokkan dalam empat tipe.

1. Guru yang Mampu dan Mau
Guru tipe ini akan selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan. Dengan dukungan kemampuan dan kemauan yang kuat dia akan terus berkembang dan meningkatkan kualitas profesionalismenya baik melalui jalur formal maupun non formal. Guru seperti ini tidak akan menyalahkan situasi, kondisi dan keaadaan. Baginya kesulitan adalah peluang untuk menemukan solusi, bukan sebagai penghambat langkahnya untuk maju. Guru seperti ini dapat juga dikategorikan sebagai 'Guru Wajib' dimana adanya dapat membahagiakan dan menyenangkan siswa sedangkan tiadanya dirindukan.

2. Guru yang Tidak Mampu tapi Mau
Bekerja dengan kompetensi yang masih belum memadai. Tapi karena adanya kemauan untuk maju dan terus belajar, maka perlahan-lahan kelemahan yang dimilikinnya akan dapat dikejar dan ditutupi. Melalui pembinaan yang baik maka bukan tidak mungkin guru tipe ini akan mencapai tipe guru yang pertama tadi.
Tipe guru ini dapat dikategorikan sebagai 'Guru Sunat'. Kehadirannya dapat memberikan kehangatan dan kegembiraan bagi siswa, namun tiadanya tidak terlalu dirasakan kehilangan oleh siswa.

3. Guru yang Mampu tapi Tidak Mau
Omong doang! Inilah sikap yang sering ditunjukkan oleh guru tipe ini. Guru dalam kelompok ini biasanya lebih dominan berkomentar terhadap kinerja orang lain dari pada memberi perbaikan. Padahal mereka memiliki kemampuan yang memadai untuk bekerja profesional.  Inilah tipe 'Guru Makruh' sebab ada dan tiadanya bukanlah masalah bagi siswa.

4. Guru yang Tidak Mampu dan Tidak Mau
Semoga kita tidak termasuk kelompok ini. Kalau Anda termasuk dalam tipe ini, 'ke laut aja' itulah kata yang tepat untuk guru tipe ini. Kenapa? Karena Anda telah menjadi beban bagi negara ini yang berarti juga menjadi beban bagi rakyat karena Anda dibayar dari uang negara yang berarti juga uang rakyat. 'Guru Haram' adalah sebutan yang layak untuk kelompok ini. Kehadirannya tidak diharapkan siswa dan ketiadaannya menjadi kegembiraan bagi siswa. Bekerja tidak profesional, tidak sesuai dengan standar kerja yang diharapkan dan makin diperparah dengan keengganan untuk menjadi lebih baik. Kalau soal bayaran biasanya tipe ini paling sensitif (baca: paling bersemangat)


Senin, 10 Maret 2014

Galeri Foto Silaturrahmi PC PGRI Kecamatan Takisung ke PC PGRI Kecamatan Amuntai Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Panyiuran tempat pelaksanaan acara.
Menunggu Kedatangan

Kedatangan rombongan PC PGRI Kec. Takisung disambut Drum Band MIN Ilir Mesjid


Rombongan PC PGRI Takisung disambut Warga PC PGRI Amuntai Selatan

Kepala UPT Disdik Takisung & Amuntai Selatan, Ketua PC PGRI Kedua Kecamatan.

Lesehan
Pertandingan Persahabatan
Voli Putra
Yuk, senam pagi bareng!
'Cincin Talipuk' kue khas Amuntai
Semoga menu makan paginya berkenan.
Serius betul Pak...
Malam Keakraban

Kamis, 06 Maret 2014

Waspadalah Terhadap Investasi yang Menawarkan Keuntungan Besar.

sumber foto: republika.co.id
Masih ingat dengan Investasi Berlian Lihan dan Koperasi Langit Biru? Kedua investasi ini menggunakan modus yang hampir sama yakni dengan memberikan profit/keuntungan yang menggiurkan bagi investor atau nasabahnya. Pada investasi Lihan profit yang ditawarkan 10% dari modal yang ditanam setiap bulannya. Misalnya investor menanam investasi Rp. 10.000.000,- maka setiap bulannya dia akan mendapatkan profit Rp. 1.000.000,- yang berarti hanya dalam waktu 10 bulan sudah balik modal. Investasi ini diklaim bergerak di bisnis berlian
Demikian juga halnya dengan yang ditawarkan oleh Koperasi Langit Biru. Investasi yang ditawarkan terbagi atas investasi paket kecil dan investasi paket besar. Investasi paket kecil bernilai Rp. 385.000 atau setara dengan harga 5 kilogram daging sapi dan investasi paket besar dengan nilai Rp 9,2 juta atau sama dengan 100 kg harga daging sapi waktu itu.
Profit yang didapat pada investasi paket kecil yang ditawarkan KLB adalah Rp 10.000/hari. Angka itu akan dibagi kepada perusahaan Rp 9.000, sementara investor Rp 1.000. Dengan demikian dalam satu bulan investor paket kecil mendapat profit sebesar Rp 150.000. Adapun investasi paket besar, nasabah mendapat profit senilai Rp 1,7 juta/bulan (dari bulan ke-1 sampai ke-9). Memasuki bulan ke-10, investor akan langsung mendapat bonus 12 juta dan pada bulan ke-24 investor dijanjikan akan mendapat keuntungan Rp 31,2 juta. (kompas.com, 7 Juni 2012.)
Sebuah bisnis yang sangat menggiurkan dilihat dari profit yang ditawarkan. Tapi yang terjadi adalah raibnya uang nasabah yang jumlahnya tidak sedikit. Pada investasi berlian Lihan tidak kurang dari 817 miliar uang nasabah yang lenyap. Itu pun baru yang dilaporkan kepada polisi.(detik.com, 27 Juli 2012). Diduga jumlahnya jauh lebih banyak dari yang diadukan karena sebagian besar nasabah lebih memilih pasrah. Sementara pada Koperasi Langit Biru, dana nasabah yang dibawa kabur diperkirakan mencapai Rp 6 triliun.
Sepertinya bisnis-bisnis seperti ini akan terus bertransformasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya dengan modus yang serupa yakni menjanjikan profit yang besar bagi nasabahnya. Ada yang berkedok bisnis voucher, ada yang berkedok bisnis syariah dan pemberdayaan ekonomi ummat, ada pula yang berlabel koperasi dengan menjalankan bisnis daging dan berbagai macam label lainnya. Targetnya pun menyasar investor-investor baru yang belum pernah merasakan terjungkal dalam bisnis seperti ini.
Sebenarnya sederhana saja kalau kita mau mencermati apakah bisnis yang ditawarkan masuk akal atau tidak. Kalau sebuah bisnis investasi menawarkan profit melebihi suku bunga pinjaman di sebuah bank, maka kita patut berhati-hati dengan tawaran tersebut. Logikanya buat apa perusahaan memberikan keuntungan yang besar kepada nasabah kalau mereka dapat membayar bunga yang lebih kecil dengan meminjam dana di sebuah bank?
Oleh karena itu sepatutnyalah kita lebih selektif dan berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan investasi. Jangan cepat tergiur dengan iming-iming bonus atau profit yang besar. Siapa tahu dibaliknya terdapat jebakan yang akan membuat kita terperangkap. Carilah informasi sebanyak-banyaknya terhadap sebuah investasi yang ditawarkan. Cobalah untuk mencari pembanding, bukan hanya melihat dari sisi pihak yang menawarkan investasi. Dengan demikian kita dapat meminimalkan resiko kerugian yang akan kita hadapi.
Semoga bermanfaat.

Senin, 03 Februari 2014

Indikator Kisi-Kisi US SD/MI 2014 Tidak Jelas?


Ternyata setelah mendownload kedua file yang berbentuk PDF tersebut langsung saya print out untuk membandingkannya dengan Kisi-Kisi UASBN Tahun 2013. Saya kaget sebab pada kisi-kisi yang saya print banyak terdapat kalimat-kalimat yang terpenggal pada indikator kisi-kisi sehingga kalimat menjadi tidak jelas maksudnya. Awalnya saya menyangka ini kisi-kisi palsu karena saya mendownloadnya lewat link yang diberikan teman di facebook. Akhirnya saya langsung meluncur dan download melalui  web resminya di http://litbang.kemdikbud.go.id/. Tapi setelah saya download dan saya lihat filenya langsung di laptop (sebab saya mengira ini juga karena kesalahan pada setting printer). Ternyata hasilnya sama dengan hasil print out. Belum lagi jumlah indikator soal pada bidang studi Bahasa Indonesia hanya 43 soal dari yang seharusnya 50 indikator soal. (Mohon koreksi kalau saya salah hitung)
Berikut contoh indikator yang terpotong kalimatnya.
Klik gambar untuk memperbesar
Catatan yang saya dapatkan setelah menganalisa Kisi-Kisi Ujian Sekolah/Madrasah SD/MI Tahun 2013/2014.
1. Kisi-kisi sama dengan kisi-kisi tahun 2012/2013, dengan banyak kalimat indikator yang terpenggal
2. Jumlah indikator soal pada bidang studi Bahasa Indonesia tidak sesuai dengan POS US yang seharusnya   50 butir soal, pada kisi-kisi hanya 43 soal (Mohon koreksi kalau salah)
Terakhir saya mencoba untuk berprasangka baik bahwa ini karena keterbatasan aplikasi pembaca file PDF milik saya. Semoga.
Untuk lebih jelasnya Anda bisa langsung download pada link di bawah ini.

POS US SD/MI/SDLB/Paket A 2014
Kisi-Kisi US SD/MI/SDLB/Paket A 2014