Jumat, 24 Januari 2014

Lagu Matematika SD (3)

 Ini adalah seri 3 dari postingan saya tentang lagu matematika SD setelah sebelumnya saya berbagi Lagu Matematika SD (1) dan Lagu Matematika SD (2). Sengaja saya posting bertahap agar tidak menjadi artikel yang terlalu panjang dan agar Anda sering-sering berkunjung ke blog ini. Hee...he..he... (ngarep).

1. Bilangan Pecahan  (Nada : Pelangi-Pelangi)
    Bilangan di atas disebut pembilang
    Bilangan di bawah namanya penyebut
    Itulah cirinya bilangan pecahan
    Adanya pembilang dan ada penyebut

2. Limas Segi Empat ( Nada : Paman Datang)
    Rusuknya ada delapan, sisinya ada lima
    Titik sudutnya juga ada lima, persegi panjang bentuk alasnya
    1/3 luas alas dikali tinggi
    Rumus mencari volumnya
          Marilah kita ulangi, mengingat sekali lagi
          Rusuk delapan, sisinya lima
          Titik sudutnya juga ada lima
          Limas segi empat itu namanya, seperti piramid bentuknya.

3. Persegi Panjang  (Nada : Lihat Kebunku)
    Marilah kawan belajar menghitung
    Menghitung luas daerah persegi panjang
    Caranya mudah tuk selalu diingat
    Panjang kali lebar itulah rumusnya

4. Kami Suka Matematika  (Nada : Cucak Rowo)
    Pagi-pagi pergi ke sekolah
    Bertemu bapak ibu guru
    Kami siap untuk belajar
    Matematika yang nomor satu
          Kami belajar bersama-sama
          Memecahkan soal matematika
          Belajar dengan penuh gembira
          Kami suka eh... eh... matematika (2x)

Lagu-lagu lain bisa dilihat di Lagu Matematika SD1 dan Lagu Matematika SD2

Sabtu, 18 Januari 2014

Pendidikan Karakter Perlu Makna!


foto: pendidikankarakter.com
Ini adalah hari ketiga seorang siswa kelas 6 tidak hadir ke sekolah karena sakit. Akhirnya kami (saya dan siswa kelas 6) sepakat untuk menengoknya sekaligus menyerahkan bantuan uang* dari sekolah  untuk siswa yang sakit lebih dari dua hari. Selain itu kami juga mengumpulkan sumbangan sukarela dari semua siswa kelas 6 dan guru kelas 6. Dana yang terkumpul dibelikan makanan sebagai buah tangan untuk siswa yang sakit.
Di penghujung jam pelajaran Penjaskes kami akhirnya meminta izin waktu kepada guru olah raga untuk menengok siswa yang sakit tadi. Kami berangkat menggunakan sepeda karena jarak rumah siswa dari sekolah kurang lebih 2 km. Sebenarnya saya juga ingin menggunakan sepeda agar ada kebersamaan dengan siswa. Tapi karena saya ke sekolah menggunakan sepeda motor dan ada dua siswa yang tidak memakai sepeda, akhirnya saya menggunakan sepeda motor dan membawa boncengan dua orang siswa. Tapi dalam perjalanan saya selalu mengawal siswa dengan menjalankan sepeda motor perlahan-lahan.
Sampai di tempat kami mohon izin kepada orang tua siswa untuk menengok anaknya yang sakit. Dia berbaring di ruang keluarga sambil menonton televisi. Saya sentuh dahinya, ternyata panasnya sudah agak turun. Yang membuat saya heran dia mengenakan seragam olah raga seperti mau ke sekolah. Dari penjelasan orang tuanya ternyata sebenarnya hari ini dia ingin berangkat ke sekolah bahkan sampai menangis, tapi belum diizinkan oleh ibunya karena kondisinya yang masih lemah.
Setelah berbincang-bincang, menyerahkan bantuan, dan memberi semangat kami pun berpamitan kembali ke sekolah.
Ada 2 hal yang ingin saya garis bawahi dari tulisan di atas. Pertama, memberikan pendidikan karakter perlu dirancang dengan kesengajaan melalui kegiatan-kegiatan yang terencana dan berkelanjutan. Akan lebih bermakna kalau pendidikan karakter yang dilakukan dengan melibatkan siswa secara langsung dengan semua panca indra plus hati yang dimilikinya. Kedua, saya patut berbahagia bahwa ternyata sekolah bukan merupakan tempat yang menakutkan bagi siswa-siswa saya. Meski dalam kondisi yang masih lemah keinginannya untuk datang ke sekolah ternyata tetap besar.  Sekolah hendaknya menjadi tempat terindah selain rumahnya sendiri. Ruang kelas yang menenangkan,  pembelajaran yang mengasyikkan, teman-teman yang menyenangkan, dan guru yang dirindukan adalah komponen penentu yang menjadikan siswa menganggap “Sekolahku adalah istanaku”
Semoga.

*Bantuan sekolah berasal dari "Infak Jum'at" yang berasal dari seluruh elemen sekolah, baik guru, siswa, orang tua siswa, bahkan tamu yang kebetulan berkunjung pada hari Jum'at.

Jumat, 17 Januari 2014

Rasa Ini


Langit mendung, angin bertiup dingin menusuk sendi-sendi tulang.
Kusandarkan tubuhku di kursi rotan di beranda ini yang sudah mulai lapuk dimakan usia.
Di sudut halaman, setangkai bunga mawar yang sudah mulai berguguran kelopaknya tapi masih menebarkan aroma khasnya bergoyang dibelai hembusan angin sore ini.
Tapi semua tak mampu menghalau apa yang kurasakan sekarang.
Aku LAPAAAAAAR. . . .!!!
Kandangan, 12 Juli 2013

Selasa, 14 Januari 2014

Lagu Matematika SD (2)


Setelah lama posting "Lagu Matematika SD (1)", kali ini saya kembali berbagi beberapa lagu yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran matematika maupun pembelajaran lainnya. Lagu-lagu berikut bukan hasil karya saya tapi saya dapatkan dari beberapa pelatihan yang saya ikuti.
Berikut lagu-lagunya:

1. Bacalah Bismillah  (Nada lagu : Pelangi-Pelangi)
    Sebelum belajar bacalah Bismillah
    Agar terbiasa ingat pada Allah
    Bacalah Bismillah, satukan niatnya
    Semogalah kita mendapat ridhaNya

2. Baca Alhamdulillah (Nada lagu : Pelangi-Pelangi)
    Sesudah belajar baca Alhamdulillah
    Agar terbiasa syukur pada Allah
    Baca Alhamdulillah satukan niatnya
    Semogalah kita mendapat ridhaNya

3. Bangun Ruang (Nada lagu : Ampat Si Ampat Lima - Lagu Banjar)
    Kubus balok limas dan kerucut
    Prisma dan tabung
    Ditambah bola ditambah bola
    Nama  bangun ruang
          Sisi rusuk dan titik sudut
          Unsur-unsurnya
          Luas sisinya serta volumnya
          Dicari rumusnya
    Kubus balok sisinya enam
    Rusuknya ada dua belas
    Titik sudutnya ada delapan
    Sangat mudah ntuk mengingatnya

4. Bilangan Bulat  (Nada lagu : Menanam Jagung)
    Ayo kawan kita belajar
    Kita belajar bilangan bulat
    Maju positif, mundur negatif
    Diam di tempat nol nilainya
           Hitung-hitung mari berhitung
           Tambah dan kurang kita kerjakan

5. Jajar Genjang (Nada lagu : Kuda Lumping)
    Ada sebuah bangun datar
    Bangunnya sangat bersahaja
    Punya empat sisi
    Dua sisi miring, aduhai asyik sekali
           E... Jajar genjang, jajar genjang, jajar genjang
           Itu namanya
           E... Jajar genjang, jajar genjang, jajar genjang
           Terkenal nyata
    Mari kita ingat-ingat
    Cara mencari luasnya
    Alas kali tinggi itulah rumusnya
    Aduhai gampang sekali

Jumat, 10 Januari 2014

Permainan "Temukan Kawan Senilai" untuk Pembelajaran Pecahan Senilai

Selain menggunakan benda konkrit, gambar, maupun kertas lipat, pembelajaran untuk materi pecahan senilai dapat dilakukan melalui permainan. Kali ini saya akan berbagi pengalaman pembelajaran matematika dengan materi  'pecahan senilai' melalui permainan yang kami namakan "Temukan Kawan Senilai"
Selalu ada keceriaan ketika belajar sambil bermain
Persiapan yang perlu dilakukan guru adalah menyiapkan kartu bilangan pecahan sebanyak jumlah siswa yang ada. Dalam hal ini saya menggunakan kartu domino bekas yang saya buang lapisan bagian dalamnya kemudian saya ganti dengan bilangan pecahan. (Foto Insya Allah akan saya upload nanti. Sebab saat tulisan ini diterbitkan, kartu bilangannya ketinggalan di sekolah). Pada pembelajaran yang saya lakukan saya membuat sebelas kartu pecahan. Dua kelompok kartu masing-masing terdiri atas 4 kartu memiliki pecahan senilai pada setiap kelompoknya. Kemudian terdapat kelompok kartu yang hanya terdiri dari dua kartu pecahan yang senilai. Dan yang terakhir satu kartu yang tidak memiliki pasangan kartu yang senilai.
Langkah pembelajaran:

  1. Siswa membentuk barisan mengelilingi guru dalam jarak yang agak renggang.
  2. Menyanyikan lagu "Bilangan Pecahan"
  3. Guru menjelaskan aturan permainan.
  4. Guru mengocok kartu pecahan kemudian setiap siswa mendapat satu kartu. Siswa dilarang menunjukkan nilai pecahan yang ada di kartu kepada temannya.
  5. Siswa diberi waktu untuk memikirkan kemungkinan pecahan-pecahan yang senilai dengan pecahan yang ada pada kartu yang dimilikinya.
  6. Guru memberi aba-aba misal "Bentuk kelompok yang anggotanya 2 orang!"
    Berlari mencari pasangan senilai
  7. Siswa mencari teman yang memiliki kartu yang senilai dengan kartu yang dimilikinya.
    Menemukan pasangan dan mencocokkan kartu senilai
  8. Merundingkan pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa yang tidak memiliki kelompok
  9. Siswa yang tidak mendapatkan pasangan mendapatkan sanksi berupa pertanyaan dari kelompok yang terbentuk. (Pada kesempatan ini saya meminta tiap kelompok yang terbentuk untuk mengajukan pertanyaan tentang perkalian dua bilangan yang hasilnya tidak lebih dari 100 atau pembagian dua bilangan yang bilangan pembaginya kurang dari 100). Bisa juga pertanyaan yang diajukan masih berkaitan dengan pecahan senilai.
  10. Permainan dapat diulang dengan membentuk anggota kelompok yang berbeda misalnya 3 atau 4 orang dalam satu kelompok sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan guru.
  11. Kegiatan ditutup dengan kembali masuk kelas dan mengerjakan latihan. (Pada kegiatan ini saya meminta memasangkan pecahan senilai yang saya letakkan secara acak.)
Ternyata kegiatan belajar sambil bermain dapat menjadikan matematika bukan lagi sebagai pelajaran yang menakutkan di mata siswa. Selamat mencoba dan memodifikasi. Anda tentuk memiliki cara dan keunikan tersendiri dalam melakukan pembelajaran. Teruslah berinovasi dan berkreasi sambil berbagi tentunya.


Kamis, 09 Januari 2014

Kalau Anda Profesional Mestinya Tanggung Jawab Anda Besar


sumber foto: twicsy.com
Lelaki tua itu menatap ke luar jendela. Dia menarik nafas dalam-dalam. Hujan masih saja turun sejak tengah malam sampai pagi ini. Awan hitam masih terlihat tebal pertanda hujan tak akan reda dalam waktu singkat.
Akhirnya dia beranjak dari kursi tua yang didudukinya. Diambilnya baju kaos lusuh yang tergantung di dinding. "Sebaiknya tunggu hujan reda Pak, baru pergi ke sawah" kata istrinya. "Sepertinya hujannya lama baru berhenti Bu. Saya khawatir anak padi yang baru saya semai terendam dan tenggelam. Jadi saya harus mengangkatnya ke tempat yang lebih tinggi Bu" katanya sambil melangkah keluar menerobos hujan deras.
Lelaki tua tersebut tak punya pilihan. Dia harus keluar melawan dinginnya air hujan di pagi itu. Sebab kalau dia tidak pergi ke sawah maka akibat yang akan terjadi sudah terbayang di pikirannya. Semaian padi yang sekarang sudah mulai tumbuh akan mati terendam air yang berarti dia harus kembali menyemai bibit padi untuk ditanamnya. Bisa jadi hal itu menyebabkan dia terlambat menanam padi dari petani lainnya. Dan ini bisa berakibat gagal panen.
Lalu bagaimana dengan kita yang bekerja sebagai guru? Dengan alasan hujan kita sering datang terlambat ke sekolah. Padahal imbalan yang kita dapatkan lebih besar dari hasil yang diproleh petani tua tadi.
Kita berpikir kalau kita bekerja tidak profesional toh akibatnya tidak akan langsung menimpa kita. Asal datang ke sekolah, menandatangani daftar hadir kemudian mengajar secukupnya kita tetap akan mendapat gaji seperti guru lain yang datang tepat waktu, mengajar sepenuh hati dengan segala persiapan yang matang. Atau mungkin penghasilan kita lebih besar lagi karena menyandang gelar "Guru Profesional".
Alangkah indahnya jika kita bisa memaknai tanggung jawab bekerja seperti petani tadi memaknai pekerjaannya.
Komitmen yang baik terhadap tugas hanya bisa terwujud kalau kita secara sadar mengerti tentang resiko yang kita hadapi kalau kita lalai dalam melaksanakan tugas. Menyadari bahwa resiko yang kita hadapi bukan semata-mata resiko dunia dengan berbagai sanksi yag terkadang kita bisa lepas darinya. Tapi yang lebih berat adalah pertanggungjawaban kita di akhirat kelak.
Amuntai, 9 Januari 2014

Senin, 06 Januari 2014

Hari Pertama Sekolah

Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur semester 1 selama satu minggu. Dengan bersemangat kulangkahkan kaki menuju kelas VI. Jam pelajaran pertama diisi dengan berbagi pengalaman selama mengisi liburan. Setiap siswa mendapat kesempatan menceritakan pengalamannya yang paling menarik selama liburan. Pada awalnya beberapa siswa agak malu-malu bercerita di depan karena keterbatasan kemampuan dalam berbahasa Indonesia. Setelah diperbolehkan menggunakan bahasa daerah akhirnya cerita pun dapat mengalir dari mulut mereka meskipun terkadang harus dibantu dengan beberapa pertanyaan. Suasana menjadi hangat karena tak jarang ada cerita yang mengundang gelak tawa. Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi kelas menanggapi cerita yang telah disampaikan. Melihat sisi positif dan negatif dari berbagai pengalaman yang didengar dan didapat siswa. Sebagai tugas rumah siswa diminta menuliskan pengalaman liburan yang diceritakan ke dalam buku karya siswa. Hasil tulisan akan di seleksi sebagai bahan untuk mengisi majalah dinding sekolah.
Pada pertemuan kedua pembelajaran  belum diisi dengan materi pelajaran. Kegiatan diisi melakukan refleksi dan evaluasi hasil yang telah diperoleh selama semester 1. Selanjutnya siswa diajak untuk mengingat dan menuliskan kembali target-target yang ingin dicapai di akhir tahun, baik target perorangan maupun target bersama. Kemudian siswa diberi tugas menuliskan cara  yang harus dilakukannya untuk mencapai target-target tersebut. Asyik juga setelah melihat rencana kerja yang dibuat sendiri oleh siswa. Ada yang menulis, "Saya akan belajar lebih giat lagi". Ada juga yang menuliskannya dengan spesifik dan jelas misalnya, "Saya akan belajar di rumah setiap hari setelah shalat magrib selama 20 menit. Ada pula siswa yang menulis, "Kalau saya dapat nilai rendah, saya akan belajar lagi di rumah kepada ayah." Setelah rencana kerja mereka saya komentari dan saya minta menuliskannya lebih kongkrit dan jelas pada selembar kertas yang nantinya akan ditempel di kamar atau dekat meja belajar agar dapat dilihat setiap hari. Pembelajaran kali ini diakhiri dengan menata ulang tempat duduk agar siswa tidak merasa jenuh berada pada satu tempat.
Semoga semangat yang muncul pada hari pertama masuk sekolah ini menjadi awal yang baik untuk terus mengobarkan semangat di hari-hari berikutnya.