Selasa, 27 Desember 2011

Download Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru/Sertifikasi Guru

Bagi rekan-rekan guru yang akan mengikuti PLPG Sertifikasi Guru untuk  tahun 2012, kabarnya akan dilaksanakan tes uji kompetensi yang meliputi tiga (3) komponen, yakni:

1. Pengembangan Profesionalisme Guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan Karya Tulis Ilmiah (KTI),
2. Kompetensi Pedagogik yang terkait dengan mata pelajaran,  dan
3. Kompetensi profesional atau penguasaan mata pelajaran/bidang keahlian.

Kisi-kisi uji kompetensi guru tersebut dapat anda download pada link di bawah ini:
1. Kisi-kisi PLPG Profesional Guru PTK KTI
2. Kisi-kisi PLPG Guru SD

Semoga bermanfaat.

Senin, 19 Desember 2011

Bisnis Paling Menguntungkan. Mau??

Hanya dengan modal Rp 1.000, Anda akan mendapatkan untung Rp 9.000. Dengan modal satu juta Anda akan mendapatkan keuntungan sembilan juta. Mau?? Berbisnislah dengan Allah.
Kedengarannya aneh. Tak tanggung-tanggung, berbisnis dengan Allah adalah bisnis yang paling tidak masuk akal dilihat dari bagi hasil yang diberikan. Bayangkan saja, adakah bisnis yang berani memberikan hasil 10 kali nilai investasi yang kita tanam? Misalnya kita berinvestasi satu juta rupiah, maka kita akan mendapatkan balasan sepuluh juta rupiah. Hal tersebut bisa kita peroleh kalau kita berinvestasi kepada Allah. Sebab Allah telah menjanjikan balasan 10 kali bahkan lebih untuk setiap satu kebaikan yang kita lakukan.
Tak berlebihan kalau Ustazd Yusuf Mansur dan Ippho Santosa menyebutnya dengan Matematika Allah dalam buku mereka 'The Miracle of Shadaqah' dan 'Tujuh Keajaiban Rezeki'
Tidak seperti matematika yang sering kita pelajari bahwa 1 + 1 = 2, atau 10 - 1 = 9.  Dalam matematika Allah 1 + 1 = 27, dan 10 - 1= 19,  2 - 1= 11 dan seterusnya.
Mengapa bisa demikian? Perhitungannya begini, Allah menjanjikan bahwa shalat berjamaah lebih tinggi derajatnya 27 kali dari shalat sendirian. Umpama saja ada satu orang yang melaksanakan shalat sendirian dia mendapat satu kebaikan. Ketika ditambah satu orang lagi sehingga menjadi dua orang yang melaksanakan shalat berjamaah, maka keduanya akan mendapatkan 27 kebaikan.
Demikian juga halnya dengan janji Allah tentang balasan sepuluh kali untuk setiap satu kebaikan yang kita lakukan. Misalnya kita mempunyai uang 10.000 rupiah, lalu kita sumbangkan sebesar 1.000 rupiah. Secara kasat mata keadaannya seperti matematika biasa yaitu 10.000 - 1.000 = 9.000. Tapi tidak demikian dengan matematika agama. Maka shadaqah kita yang 1.000 rupiah tersebut akan diganti Allah dengan dengan 10.000. Sehingga uang yang kita miliki menjadi 9.000 + 10.000 = 19.000.
Tapi pada praktiknya sebagian besar dari kita lebih berani berinvestasi di berbagai bidang usaha dengan berbagai resiko yang harus kita hadapi. Mulai dari kerugian sampai pada penipuan yang dilakukan rekan bisnis kita.
Mengapa demikian? Permasalahannya terletak pada keyakinan kita terhadap janji-janji Allah.Seyogyanya sebagai orang yang mengaku Islam dan beriman harusnya yakin dengan setiap yang dijanjikan Allah SWT dan RasulNya.
Beranikah anda berbisnis dengan Allah? Selamat Mencoba dan dapatkan hasilnya. 

Sabtu, 10 Desember 2011

Lagu Matematika SD (1)

Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah terkadang bersifat monoton dan kurang memotivasi siswa. Salah satu alternatif yang dilakukan adalah mengajarkan matematika dengan lagu. Berikut ini beberapa lagu matematika yang nadanya di ambil dari lagu-lagu yang dikenal siswa.


1. Hitung Campuran
(Nada : lagu disini senang disana senang)
Disini senang disana senang
Semua pelajaran aku senang
Disini angka disana angka
Matematika paling ku suka
Kali bagi sama kuat
Haruslah didahulukan
Sebelum pengerjaan tambah dan kurang
Tambah kurang sama kuat dikerjakan kemudian
Itulah aturan hitung campuran 

2. TANGGA UKURAN
(Nada : lagu Naik-naik kepuncak gunung)
Naik-naik tangga ukuran
Hati-hati sekali
Mili, senti, desi dan meter
Deka, hekta dan kilo
Reff. Kalau naik bagi sepuluh
Turun kali sepuluuh……h
Kalau naik koma kekiri
Turun koma kekanaan…..n

3. UKURAN TIDAK BAKU
(Nada Lagu : Dua tangan saya..)
Dua tangan saya dipakai jengkalnya
Ukur meja saya juga dengan depa
Dua kaki saya dipakai langkahnya
Ini ketiganya ukuran tidak baku
Ayo kawan-kawan berdiri semua
Mari kita ukur meja dengan lantai
Boleh dengan jengkal atau dengan depa
Langkahkan kakimu ukur lantai kelas

4. Volume Bangun Ruang
(Nada Lagu :Becak-becak )
Aku ingat sekarang
Volume bangun tabung
µr² kali t
Itulah volum tabung
Kalau volume balok
Pasti P L kali T
Volum kubus
Rusuk pangkat tiga

Untuk lagu lain bisa dilihat di Lagu Matematika SD (2)


Jumat, 09 Desember 2011

Berikan Umrahmu Untukku

Hari ini status Raudah (13 tahun) dan Rahman (5 tahun) berubah menjadi ‘Anak Yatim’. Setelah Sang Ayah  tercinta Masrawan (35 tahun) meninggalkan mereka dengan kondisi menderita penyakit liver akut yang tak sempat tertolong karena ketiadaan biaya. Tak ada yang dapat menduga bagaimana nasib pendidikan kedua bocah ini kelak sepeninggal Sang Ayah. Masrawan bukan seorang konglomerat yang meninggalkan segudang harta warisan. Dia juga bukan seorang pegawai negeri yang masih bisa diharapkan uang pensiunnya oleh anak-anaknya. Dia hanyalah seorang tukang kayu yang bekerja sebagai buruh upah untuk membuat lemari atau ranjang kayu yang penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan biaya sekolah kedua anaknya. Itu pun harus didapatkan melalui kerja keras dari pagi sampai malam hari. Dan inilah salah satu pemicu penyakit yang dideritanya. Sementara ibu mereka Herlinawati (31 tahun) hanyalah seorang ibu rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap.
Kenyataan di atas hanyalah bagian kecil dari potret kehidupan yang dapat kita jumpai di lingkungan kita. Bagaimana akhirnya nasib pendidikan anak-anak seperti Raudah dan Rahman ini harus berhenti di tengah jalan karena alasan biaya. Mereka kadang terpaksa harus turun ke perempatan lampu merah untuk mengharap uluran tangan orang-orang yang tidak berprasangka buruk terhadap mereka.
Ironisnya, segelintir dari kita ada yang sepertinya kebingungan untuk mempergunakan rezeki yang dititipkan Allah. Sehingga ada yang menggunakannya untuk pergi pesiar ke luar negeri, membeli mobil mewah agar status sosialnya naik di mata orang-orang. Bagi sebagian lagi yang ingin dinilai sebagai seorang yang agamis, uangnya digunakan untuk pergi umrah setiap tahunnya.
Tak ada yang salah dengan pelaksanaan umrah setiap tahun. Tapi, dimanakah letak nilai kemanusiaan kita kalau setiap tahun kita melaksanakan umrah dengan biaya puluhan juta rupiah. Sementara  tetangga kita merintih kelaparan, anak-anaknya harus drop out dari sekolah. Jika seandainya biaya umrah yang kesekian kalinya itu kita gunakan untuk biaya pendidikan anak-anak  seperti Raudah dan Rahman tadi, mungkin akan dapat membiayai pendidikannya hingga ke tingkat lanjutan.
Sekarang semuanya kita kembalikan kepada nawaitu (baca : niat) masing-masing. Sebab suatu ibadah yang dilakukan dengan niat yang salah hanya akan menghasilkan kesia-siaan. Disinilah kepekaan nilai kemanusiaan kita diasah untuk dapat berbagi dengan sesama.