Kamis, 28 Agustus 2014

Cara Gampang Mengubah Ukuran Foto Agar Bisa di Upload di PADAMU

Anda kesulitan mengupload foto di PADAMU, atau pada saat mendaftar menjadi CPNS karena file foto yang Anda upload terlalu besar? Kali ini saya akan berbagi cara mengatur ulang ukuran foto yang akan kita upload agar sesuai dengan ketentuan yang diinginkan aplikasi semisal PADAMU. Aplikasi yang kita gunakan adalah aplikasi bawaan microsoft yakni aplikasi Paint.
Kali ini saya tidak lagi membahas bagaimana cara membuka aplikasi Paint, karena sudah ada pada postingan saya tentang Membuat Bangun Datar Menggunakan Paint
Oke, langsung kita mulai dengan aplikasi yang sudah terbuka.
1. Klik menu seperti pada gambar di bawah ini.
2. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini, kemudian klik open.
3. Carilah file yang akan Anda buka setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilihlah foto yang akan diubah ukurannya. Lalu klik open.
4. Akan muncul tampilan seperti ini.

5. Lalu klik 'Resize', akan muncuk dialog seperti pada gambar
6. Centang 'pixels' maka Anda akan dapat melihat ukuran foto yang sebenarnya. Ubahlah angka yang terdapat pada kolom sesuai dengan ukuran yang kita inginkan. Klik 'OK' maka ukuran foto sudah berubah. Setelah foto disimpan, foto sudah siap untuk di upload.

  Semoga bermanfaat.


Selasa, 26 Agustus 2014

Selalu Ada Jalan

Gambar Ilustrasi
Tulisan ini dibuat bukan bermaksud untuk membanggakan sebuah prestasi atau keberhasilan. Tapi lebih pada keinginan untuk berbagi pengalaman dan motivasi khususnya bagi seorang guru. Saya berharap dengan cerita ini mampu memompa kembali motivasi saya dalam melaksanakan tugas sebagai salah satu komponen pencetak generasi bangsa.
Kisah ini terjadi puluhan tahun yang lalu, ketika saya masih menjadi guru muda, (meskipun usia sekarang sudah tidak termasuk muda, tapi semangat harus tetap muda dan tidak kendur oleh usia). Ketika saya menjadi wali kelas lima, saya memiliki seorang siswa sebut saja namanya Ahmad (bukan nama sebenarnya). Anak ini memiliki perbedaan dengan teman-teman sekelasnya. Untuk mencapai kelas 5 dia memerlukan waktu 8 tahun, karena setiap kelas harus dilewatinya selama 2 tahun. Satu-satunya sebab yang membuat anak ini tinggal kelas adalah karena dia tidak bisa membaca. Bahkan ketika berada di kelas 5 pun dia baru bisa mengenal huruf. Padahal untuk urusan berhitung, anak ini tergolong pandai dibandingkan kebanyakan teman sekelas. Tapi ketika dihadapkan pada soal cerita yang membutuhkan kemampuan membaca untuk menyelesaikannya Ahmad akan menyerah. Dan ini pulalah yang menyebabkan nilai mata pelajaran lainnya menjadi rendah.
Bagi saya, kemampuan membaca Ahmad inilah satu-satunya kekurangannya. Sebab untuk hal lain, banyak kelebihan yang dimilikinya. Selain jago dalam berhitung, dia juga memiliki sifat-sifat yang baik. Sangat jarang dia absen ke sekolah kecuali karena sakit atau keperluan yang sangat penting. Anaknya memang agak sedikit pendiam. Tapi hubungan sosialnya sangat bagus, baik dengan teman maupun dengan guru. Tugas-tugas yang diberikan selalu dikerjakan, meskipun untuk soal yang mengharuskan dia membaca, hanya soal yang ditulisnya ulang. Gambaran secara umum di mata saya, anak ini rajin, sopan, pendiam, sedikit pemalu dan tidak bisa membaca. Lahir di keluarga sederhana, tinggal bersama ayah, nenek dan kakak perempuannya. Ibunya meninggal ketika Ahmad masih kecil.
Sebagai seorang guru apalagi wali kelasnya, saya merasa kasihan dan tertantang. Inilah medan saya, dia siswa saya. Saya tidak ingin anak sebaik ini akan tersandung keberhasilannya hanya karena tidak bisa membaca. Mulailah saya memikirkan cara untuk membantu anak ini. Alhamdullillah, waktu itu saya tinggal di rumah dinas yang ada di komplek sekolah. Biasanya setiap habis Magrib beberapa siswa datang ke rumah dinas untuk belajar mengaji termasuk Ahmad. Waktu inilah yang saya gunakan sebaik-baiknya untuk membimbing Ahmad dalam membaca. Saya meminjaminya buku kelas 1. Setiap mengaji buku itu selalu dibawanya dan sehabis mengaji dilanjutkan dengan belajar membaca. Biasanya dia akan pulang paling lambat. Hanya dengan bermodal lampu teplok (karena pada saat itu listrik belum masuk, tahun 1998) kami lalui hampir setiap malam dengan mengaji dan belajar membaca.  Dalam setiap kesempatan saya terus memotivasi semangatnya, misalnya dengan memuji kemampuan membaca yang diperolehnya.
Selain itu, ketika berada di kelas pun saya berusaha untuk memberi kesempatan kepada Ahmad untuk membaca meski hanya beberapa baris.
Ternyata usaha yang kami lakukan tidak sia-sia, hanya dalam waktu empat bulan, Ahmad sudah mengejar kemampuan membaca teman-temannya. Lega rasanya perasaan saya, akhirnya dia mampu bersaing dengan teman-temannya untuk semua mata pelajaran. Bahkan pada saat kenaikan kelas dia mampu berada di atas beberapa orang temannya dan ketika saya ditugaskan menjadi wali kelas 6 di tahun berikutnya, tak ada lagi kesulitan yang berarti dalam hal membaca bagi semua siswa saya.
Semoga penggalan kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk selalu berusaha memikirkan cara mengatasi setiap permasalahan yang kita hadapi khususnya di dunia pendidikan. Kebahagiaan seorang guru bukanlah ketika murid membalasnya dengan materi. Kebahagiaan seorang guru adalah ketika dia menyaksikan muridnya berhasil hidup sebagai manusia berkat ilmu yang diberikan.
Bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas.

Sabtu, 02 Agustus 2014

Cara Mengajarkan Pembagian Bilangan Pecahan di Sekolah Dasar

Sebagai seorang guru di sekolah dasar, bagaimana cara Anda mengajarkan konsep pembagian bilangan pecahan pada siswa? Apakah cara yang Anda lakukan seperti ini?
Mungkin sebagian besar dari kita melakukan cara seperti itu karena cara seperti itulah yang sering kita jumpai di buku guru maupun siswa. Tapi ketika ditanya oleh siswa yang mungkin kritis, "Kenapa pembagian berubah menjadi perkalian dan pembaginya harus dibalik?" Kita mungkin akan kelabakan menjawabnya.
Alangkah baiknya cara-cara cepat seperti di atas diajarkan ketika siswa sudah betul-betul menguasai sebuah konsep matematika. Dan itu pun sebaiknya diperoleh dari pengalaman siswa misalnya dari melihat suatu pola.
Alternatif berikut dapat kita gunakan untuk mengajarkan konsep pembagian bilangan pecahan pada siswa di sekolah dasar. Pembelajaran diawali dengan mengaitkan materi dengan konsep pembagian yang sudah dipelajarinya di kelas sebelumnya. Yakni pembagian sebagai pengurangan berulang.

Nah, konsep tersebut dapat kita terapkan pada pembagian bilangan pecahan.
Media yang digunakan dapat berupa gambar atau bisa juga menggunakan kertas lipat yang dapat dilakukan sendiri oleh siswa.
Silahkan Anda berkreasi dengan bilangan-bilangan lainnya, termasuk pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan.
Semoga memberi manfaat.