Kamis, 13 Maret 2014

Guru Tipe Manakah Anda?


Dilihat dari kemauan dan kemampuan profesionalismenya, maka guru dapat dikelompokkan dalam empat tipe.

1. Guru yang Mampu dan Mau
Guru tipe ini akan selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan. Dengan dukungan kemampuan dan kemauan yang kuat dia akan terus berkembang dan meningkatkan kualitas profesionalismenya baik melalui jalur formal maupun non formal. Guru seperti ini tidak akan menyalahkan situasi, kondisi dan keaadaan. Baginya kesulitan adalah peluang untuk menemukan solusi, bukan sebagai penghambat langkahnya untuk maju. Guru seperti ini dapat juga dikategorikan sebagai 'Guru Wajib' dimana adanya dapat membahagiakan dan menyenangkan siswa sedangkan tiadanya dirindukan.

2. Guru yang Tidak Mampu tapi Mau
Bekerja dengan kompetensi yang masih belum memadai. Tapi karena adanya kemauan untuk maju dan terus belajar, maka perlahan-lahan kelemahan yang dimilikinnya akan dapat dikejar dan ditutupi. Melalui pembinaan yang baik maka bukan tidak mungkin guru tipe ini akan mencapai tipe guru yang pertama tadi.
Tipe guru ini dapat dikategorikan sebagai 'Guru Sunat'. Kehadirannya dapat memberikan kehangatan dan kegembiraan bagi siswa, namun tiadanya tidak terlalu dirasakan kehilangan oleh siswa.

3. Guru yang Mampu tapi Tidak Mau
Omong doang! Inilah sikap yang sering ditunjukkan oleh guru tipe ini. Guru dalam kelompok ini biasanya lebih dominan berkomentar terhadap kinerja orang lain dari pada memberi perbaikan. Padahal mereka memiliki kemampuan yang memadai untuk bekerja profesional.  Inilah tipe 'Guru Makruh' sebab ada dan tiadanya bukanlah masalah bagi siswa.

4. Guru yang Tidak Mampu dan Tidak Mau
Semoga kita tidak termasuk kelompok ini. Kalau Anda termasuk dalam tipe ini, 'ke laut aja' itulah kata yang tepat untuk guru tipe ini. Kenapa? Karena Anda telah menjadi beban bagi negara ini yang berarti juga menjadi beban bagi rakyat karena Anda dibayar dari uang negara yang berarti juga uang rakyat. 'Guru Haram' adalah sebutan yang layak untuk kelompok ini. Kehadirannya tidak diharapkan siswa dan ketiadaannya menjadi kegembiraan bagi siswa. Bekerja tidak profesional, tidak sesuai dengan standar kerja yang diharapkan dan makin diperparah dengan keengganan untuk menjadi lebih baik. Kalau soal bayaran biasanya tipe ini paling sensitif (baca: paling bersemangat)


Senin, 10 Maret 2014

Galeri Foto Silaturrahmi PC PGRI Kecamatan Takisung ke PC PGRI Kecamatan Amuntai Selatan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model Panyiuran tempat pelaksanaan acara.
Menunggu Kedatangan

Kedatangan rombongan PC PGRI Kec. Takisung disambut Drum Band MIN Ilir Mesjid


Rombongan PC PGRI Takisung disambut Warga PC PGRI Amuntai Selatan

Kepala UPT Disdik Takisung & Amuntai Selatan, Ketua PC PGRI Kedua Kecamatan.

Lesehan
Pertandingan Persahabatan
Voli Putra
Yuk, senam pagi bareng!
'Cincin Talipuk' kue khas Amuntai
Semoga menu makan paginya berkenan.
Serius betul Pak...
Malam Keakraban

Kamis, 06 Maret 2014

Waspadalah Terhadap Investasi yang Menawarkan Keuntungan Besar.

sumber foto: republika.co.id
Masih ingat dengan Investasi Berlian Lihan dan Koperasi Langit Biru? Kedua investasi ini menggunakan modus yang hampir sama yakni dengan memberikan profit/keuntungan yang menggiurkan bagi investor atau nasabahnya. Pada investasi Lihan profit yang ditawarkan 10% dari modal yang ditanam setiap bulannya. Misalnya investor menanam investasi Rp. 10.000.000,- maka setiap bulannya dia akan mendapatkan profit Rp. 1.000.000,- yang berarti hanya dalam waktu 10 bulan sudah balik modal. Investasi ini diklaim bergerak di bisnis berlian
Demikian juga halnya dengan yang ditawarkan oleh Koperasi Langit Biru. Investasi yang ditawarkan terbagi atas investasi paket kecil dan investasi paket besar. Investasi paket kecil bernilai Rp. 385.000 atau setara dengan harga 5 kilogram daging sapi dan investasi paket besar dengan nilai Rp 9,2 juta atau sama dengan 100 kg harga daging sapi waktu itu.
Profit yang didapat pada investasi paket kecil yang ditawarkan KLB adalah Rp 10.000/hari. Angka itu akan dibagi kepada perusahaan Rp 9.000, sementara investor Rp 1.000. Dengan demikian dalam satu bulan investor paket kecil mendapat profit sebesar Rp 150.000. Adapun investasi paket besar, nasabah mendapat profit senilai Rp 1,7 juta/bulan (dari bulan ke-1 sampai ke-9). Memasuki bulan ke-10, investor akan langsung mendapat bonus 12 juta dan pada bulan ke-24 investor dijanjikan akan mendapat keuntungan Rp 31,2 juta. (kompas.com, 7 Juni 2012.)
Sebuah bisnis yang sangat menggiurkan dilihat dari profit yang ditawarkan. Tapi yang terjadi adalah raibnya uang nasabah yang jumlahnya tidak sedikit. Pada investasi berlian Lihan tidak kurang dari 817 miliar uang nasabah yang lenyap. Itu pun baru yang dilaporkan kepada polisi.(detik.com, 27 Juli 2012). Diduga jumlahnya jauh lebih banyak dari yang diadukan karena sebagian besar nasabah lebih memilih pasrah. Sementara pada Koperasi Langit Biru, dana nasabah yang dibawa kabur diperkirakan mencapai Rp 6 triliun.
Sepertinya bisnis-bisnis seperti ini akan terus bertransformasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya dengan modus yang serupa yakni menjanjikan profit yang besar bagi nasabahnya. Ada yang berkedok bisnis voucher, ada yang berkedok bisnis syariah dan pemberdayaan ekonomi ummat, ada pula yang berlabel koperasi dengan menjalankan bisnis daging dan berbagai macam label lainnya. Targetnya pun menyasar investor-investor baru yang belum pernah merasakan terjungkal dalam bisnis seperti ini.
Sebenarnya sederhana saja kalau kita mau mencermati apakah bisnis yang ditawarkan masuk akal atau tidak. Kalau sebuah bisnis investasi menawarkan profit melebihi suku bunga pinjaman di sebuah bank, maka kita patut berhati-hati dengan tawaran tersebut. Logikanya buat apa perusahaan memberikan keuntungan yang besar kepada nasabah kalau mereka dapat membayar bunga yang lebih kecil dengan meminjam dana di sebuah bank?
Oleh karena itu sepatutnyalah kita lebih selektif dan berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan investasi. Jangan cepat tergiur dengan iming-iming bonus atau profit yang besar. Siapa tahu dibaliknya terdapat jebakan yang akan membuat kita terperangkap. Carilah informasi sebanyak-banyaknya terhadap sebuah investasi yang ditawarkan. Cobalah untuk mencari pembanding, bukan hanya melihat dari sisi pihak yang menawarkan investasi. Dengan demikian kita dapat meminimalkan resiko kerugian yang akan kita hadapi.
Semoga bermanfaat.