Selalu saja
kesendirian ini menyesakkan dada.
Lebih sesak dari pada
duduk dalam ruang sempit yang penuh asap rokok
Bertarung melawan sepi
dengan senjata kesabaran
Sementara tajamnya
mata pedang kerinduan telah mengiris begitu dalam dinding hati
Tahukah engkau betapa
perihnya?
Lebih perih dari tak
pernah bertemunya rembulan dan sang mentari
Tapi, ada sisi indah
dari kerinduan
Ia dapat menajamkan
kelembutan rasa
Meski kadang
menumpulkan logika.
Mencurahkan bait-bait
puitis
Meski kadang
memunculkan egois
Bila rindu dan
kesendirian menyatu dalam jiwa yang sepi
Seorang pejantan
tangguh sekalipun, mendadak menjadi melankolis
(Amuntai, 14 April
2015)