Minggu, 12 Agustus 2012

Setiap Pintu Surga Terbuka Untukmu

Hari ini aku tidur lebih awal karena kondisi tubuh kurang sehat dan pengaruh obat yang aku minum. Karena tidur lebih awal akhirnya aku bisa bangun lebih awal satu jam dari biasanya. Selama bulan Ramadhan ini biasanya aku tidur paling cepat pukul sebelas malam dan bangun pukul empat subuh untuk bersahur. Itupun dibangunkan oleh istriku.
Karena bangun lebih awal, akhirnya aku melihat sendiri betapa beratnya aktivitas seorang istri atau ibu dalam menyiapkan hidangan untuk bersahur suami dan anak-anaknya. Disaat suami dan anak-anaknya tertidur dengan begitu nikmatnya, dia berjuang untuk melawan rasa kantuknya dalam kondisi tubuh yang sudah kelelahan akibat perkerjaan yang harus diselesaikannya dihari sebelumnya.
Pantas saja kalau surga  dapat dimasuki oleh wanita dari pintu manapun hanya dengan empat tiket. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:
Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
Betapa tingginya kedudukan seorang wanita di hadapan Allah kalau dia mampu menjadi seorang wanita shalihah. Tidaklah berlebihan pula kalau Rasulullah menyatakan ‘surga ada di bawah telapak kaki ibu’.
Lihatlah betapa berat pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang istri/ibu kebanyakan khususnya di Indonesia. Sejak bangun pagi mereka sudah bekerja untuk menyiapkan sarapan keluarga, membangunkan suami dan anak-anak. Ketika suami berangkat kerja dan anak-anak berangkat sekolah, setumpuk pekerjaan rumah sudah menunggu. Dari membenahi kondisi rumah, dilanjutkan mencuci pakaian. Siangnya disambung lagi dengan menyiapkan makan siang. Aktivitas akan terus berlanjut sampa waktu menjelang tidur.
Demikianlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh kebanyakan wanita di Indonesia. Apalagi ditambah dengan beban karir yang dijalani oleh seorang wanita. Maka akan semakin menambah beban yang harus dipikulnya dalam kesehariannya.
Jadi, sebagai seorang suami atau ayah, apakah kita sudah melakukan kewajiban kita dengan baik? Semoga Ramadhan tahun ini menambah rasa tanggung jawabku sebagai seorang suami dan ayah yang baik bagi istri dan anak-anakku. Seperti yang telah diberikan oleh istriku untukku dan anak-anakku. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar