Kamis, 06 Maret 2014

Waspadalah Terhadap Investasi yang Menawarkan Keuntungan Besar.

sumber foto: republika.co.id
Masih ingat dengan Investasi Berlian Lihan dan Koperasi Langit Biru? Kedua investasi ini menggunakan modus yang hampir sama yakni dengan memberikan profit/keuntungan yang menggiurkan bagi investor atau nasabahnya. Pada investasi Lihan profit yang ditawarkan 10% dari modal yang ditanam setiap bulannya. Misalnya investor menanam investasi Rp. 10.000.000,- maka setiap bulannya dia akan mendapatkan profit Rp. 1.000.000,- yang berarti hanya dalam waktu 10 bulan sudah balik modal. Investasi ini diklaim bergerak di bisnis berlian
Demikian juga halnya dengan yang ditawarkan oleh Koperasi Langit Biru. Investasi yang ditawarkan terbagi atas investasi paket kecil dan investasi paket besar. Investasi paket kecil bernilai Rp. 385.000 atau setara dengan harga 5 kilogram daging sapi dan investasi paket besar dengan nilai Rp 9,2 juta atau sama dengan 100 kg harga daging sapi waktu itu.
Profit yang didapat pada investasi paket kecil yang ditawarkan KLB adalah Rp 10.000/hari. Angka itu akan dibagi kepada perusahaan Rp 9.000, sementara investor Rp 1.000. Dengan demikian dalam satu bulan investor paket kecil mendapat profit sebesar Rp 150.000. Adapun investasi paket besar, nasabah mendapat profit senilai Rp 1,7 juta/bulan (dari bulan ke-1 sampai ke-9). Memasuki bulan ke-10, investor akan langsung mendapat bonus 12 juta dan pada bulan ke-24 investor dijanjikan akan mendapat keuntungan Rp 31,2 juta. (kompas.com, 7 Juni 2012.)
Sebuah bisnis yang sangat menggiurkan dilihat dari profit yang ditawarkan. Tapi yang terjadi adalah raibnya uang nasabah yang jumlahnya tidak sedikit. Pada investasi berlian Lihan tidak kurang dari 817 miliar uang nasabah yang lenyap. Itu pun baru yang dilaporkan kepada polisi.(detik.com, 27 Juli 2012). Diduga jumlahnya jauh lebih banyak dari yang diadukan karena sebagian besar nasabah lebih memilih pasrah. Sementara pada Koperasi Langit Biru, dana nasabah yang dibawa kabur diperkirakan mencapai Rp 6 triliun.
Sepertinya bisnis-bisnis seperti ini akan terus bertransformasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya dengan modus yang serupa yakni menjanjikan profit yang besar bagi nasabahnya. Ada yang berkedok bisnis voucher, ada yang berkedok bisnis syariah dan pemberdayaan ekonomi ummat, ada pula yang berlabel koperasi dengan menjalankan bisnis daging dan berbagai macam label lainnya. Targetnya pun menyasar investor-investor baru yang belum pernah merasakan terjungkal dalam bisnis seperti ini.
Sebenarnya sederhana saja kalau kita mau mencermati apakah bisnis yang ditawarkan masuk akal atau tidak. Kalau sebuah bisnis investasi menawarkan profit melebihi suku bunga pinjaman di sebuah bank, maka kita patut berhati-hati dengan tawaran tersebut. Logikanya buat apa perusahaan memberikan keuntungan yang besar kepada nasabah kalau mereka dapat membayar bunga yang lebih kecil dengan meminjam dana di sebuah bank?
Oleh karena itu sepatutnyalah kita lebih selektif dan berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan investasi. Jangan cepat tergiur dengan iming-iming bonus atau profit yang besar. Siapa tahu dibaliknya terdapat jebakan yang akan membuat kita terperangkap. Carilah informasi sebanyak-banyaknya terhadap sebuah investasi yang ditawarkan. Cobalah untuk mencari pembanding, bukan hanya melihat dari sisi pihak yang menawarkan investasi. Dengan demikian kita dapat meminimalkan resiko kerugian yang akan kita hadapi.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar