Awalnya nggak ada rencana untuk menyambangi obyek wisata yang baru terekspos beberapa bulan ini. Pukul 07.30 pagi kami meluncur dari Sungai Raya menggunakan kendaraan roda dua menuju Batu Laki lewat Paharuangan dan Malutu, karena inilah rute terdekat dari rumah. Dari pada kami harus memutar melewati Padang Batung.
Tebing Batu di Batu Laki Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan |
Keinginan untuk mengunjungi tempat ini termotivasi oleh foto salah satu teman yang ada di media sosial.
Di perjalanan kami terpaksa bertanya arah karena belum pernah ke sana. Dari keterangan seorang ibu, kami harus melewati Bendungan Amandit, jembatan gantung belok kanan, maka sampailah kami di Batu Laki. Ibu tersebut juga menambahkan kalau mau ke obyek wisata yang sedang rame dikunjungi, maka kami dapat melanjutkan perjalanan sekitar 1,5 jam.
Karena terdorong rasa penasaran, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Kudai.
Kondisi jalan menuju Desa Pipi'i lumayan bagus. Meski tidak disarankan menggunakan mobil karena ada beberapa jembatan yang kondisinya mengkhawatirkan, seperti miring, rusak/lantainya patah atau tidak memiliki pagar.
Dari batas akhir jalan beraspal perjalanan masih harus melewati jalan berbatu yang penuh tanjakan, turunan, tikungan dan terkadang bibir jurang ditambah kondisi jalan yang licin karena diguyur hujan malam sebelumnya. Jadi sangat dibutuhkan kondisi kendaraan yang prima dan driver yang terampil.
Beberapa kali saya merasa ragu dan ingin kembali melihat medan yang cukup berat untuk ukuran kendaraan Yamaha Vega tahun 1999. Tapi rasa penasaran mengalahkan keraguan saya. Akhirnya sampai juga kami di area parkir pengunjung yang ada di dalam kebun karet.
Beberapa kali saya merasa ragu dan ingin kembali melihat medan yang cukup berat untuk ukuran kendaraan Yamaha Vega tahun 1999. Tapi rasa penasaran mengalahkan keraguan saya. Akhirnya sampai juga kami di area parkir pengunjung yang ada di dalam kebun karet.
Area Parkir |
Saya mengira lokasi yang dituju sudah dekat. Ternyata kami masih harus jalan kaki selama setengah jam lebih dan melewati lima anak sungai untuk dapat sampai ke tujuan. Ya ampun.. apakah kami akan mampu mencapainya? Sebab saya mengajak istri dan anak saya yang baru kelas dua SD. Sebenarnya perjalanan masih bisa ditempuh dengan menggunakan motor. Tapi hanya berlaku bagi mereka yang sudah menguasai medan dan menggunakan kendaraan yang memang khusus untuk medan ekstrim seperti trail. Karena medan yang akan dilalui jauh lebih berat dari yang sudah kami lewati.
Jalan Setapak |
Setelah berunding, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai tetes peluh yang penghabisan. Hehe..
Melewati Anak Sungai |
Trail |
Rasa capek jalan kaki selama setengah jam lebih akhirnya terbayar dengan pemandangan yang dapat kami nikmati. Hamparan perbukitan laksana permadani menyambut kedatangan kami. Ada tiga pilihan rute yang dapat kami tuju, Bukit Kudai, Bukit Kucing, dan air terjun Rindu Menangis. Pada kunjungan kali ini, kami memilih untuk mendaki Bukit Kudai.
Belum sampai puncak |
Menikmati dan menjaga |
Menghijau |
Mengabadikan |
Berduyun-duyun |
Tips untuk kamu yang akan pergi ke sana:
1. Persiapkan kondisi kendaraan kamu sebaik mungkin karena medan yang dilewati cukup berat.
2. Gunakan alas kaki atau sepatu yang ringan atau yang enak dibawa jalan kaki
3. Gunakan baju lengan panjang, karena di sepanjang perjalanan kamu akan ditemani nyamuk.
4. Siapkan kamera untuk mengabadikan momen terbaikmu.
5. Yang paling penting, tetap pelihara dan jaga kelestarian dan keindahan alam yang kamu kunjungi.
1. Persiapkan kondisi kendaraan kamu sebaik mungkin karena medan yang dilewati cukup berat.
2. Gunakan alas kaki atau sepatu yang ringan atau yang enak dibawa jalan kaki
3. Gunakan baju lengan panjang, karena di sepanjang perjalanan kamu akan ditemani nyamuk.
4. Siapkan kamera untuk mengabadikan momen terbaikmu.
5. Yang paling penting, tetap pelihara dan jaga kelestarian dan keindahan alam yang kamu kunjungi.