Selasa, 25 Oktober 2011

Mendidik dengan Cinta (1)


Guru adalah kunci utama dalam proses pembelajaran. Apabila siswa senang pada gurunya, maka biasanya mereka juga akan menyukai mata pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Sebaliknya, ketika siswa sudah memasang sinyal penolakan terhadap guru, maka apa pun mata pelajaran yang disampaikan oleh Sang guru akan sulit diterima oleh siswa.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan agar kita menjadi guru yang menyenangkan. Tips yang disampaikan ini bukanlah ilmu baru yang memerlukan pemahaman yang rumit. Sama sekali bukan. Tips ini diambil dari sifat-sifat dasar manusia itu sendiri. Akan tetapi sering terlupakan oleh kita.
1      1.   Tersenyumlah

Apakah Anda pernah menjadi murid? Kalau ya, apa yang Anda rasakan ketika berhadapan dengan guru yang pelit dengan senyuman? Atau sama sekali tidak pernah tersenyum? Kesan yang muncul mungkin menakutkan, seram, tidak ada komunikasi dua arah, membuat mental kita down. Atau yang paling parah kita memberi gelar killer, panyarikan, atau gelar-gelar lain yang tidak selayaknya kita sematkan pada guru-guru kita.
Saya yakin Anda pasti masih mengingat dengan jelas guru-guru Anda yang paling murah senyum. Komunikasi yang baik akan cepat terjalin antara siswa dan guru yang selalu menunjukkan wajah bersahabat, yakni dengan tersenyum. Interaksi siswa-guru adalah interaksi timbal balik. Ada hukum aksi-reaksi dalam interaksi tersebut. Kalau aksi yang kita sampaikan positif, maka reaksi yang muncul dari siswa juga akan positif. Demikian sebaliknya.
Senyuman adalah salah satu upaya untuk mendapatkan simpati orang lain yang nyaris tanpa modal. Sebab senyuman hanya memerlukan sedikit energi  tetapi menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Cobalah anda tersenyum kepada banyak siswa, maka anda akan mendapatkan banyak senyuman dari siswa hanya dengan modal satu senyuman. Kita mungkin tidak akan mampu mendapatkan simpati dan senyuman dengan mengeluarkan biaya yang besar. Misalnya pada saat kita memberikan sesuatu kepada orang lain tapi disertai dengan wajah yang tidak menyenangkan.
Jadi, apakah anda senang melihat senyuman manis? Kalau ya, demikian juga dengan anak didik kita. Maka tersenyumlah untuk mereka.
(Bersambung…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar