http://images.detik.com/content/2012/05/10/10/SukhoiSSJ-100-SukhoiOrg-D.jpg |
Ketika tragedi Sukhoi terjadi, seluruh komponen bangsa turut
bersedih. Menggalang solidaritas, bahu membahu dalam melakukan evakuasi. Jika
seandainya yang mengalami kecelakaan adalah truk ayam yang berisi ribuan ayam
dan semuanya mati. Mungkin beritanya tidak akan menjadi headline semua media.
Atau beritanya akan berlalu begitu saja dari perhatian kita. Tapi kenapa
jatuhnya pesawat Superjet 100 ini mampu
menjadi topik utama setiap media bahkan hampir satu minggu? Jawabannya adalah
karena yang menjadi korban adalah ‘Manusia’
Meskipun misalnya yang menjadi korban satu orang, kita yakin
Tim SAR dan tim gabungan lainnya tetap akan berusaha untuk menemukan korban.
Sekali lagi karena korbannya adalah manusia.
Tapi ada fakta menarik dalam tingkah laku manusia. Ketika
sebagian kita menganggap begitu pentingnya nilai manusia meskipun tanpa nyawa
dan jasadnyapun sebagian sudah tidak sempurna. Tapi sebagian lagi bahkan sama
sekali tidak menghargai nilai tertinggi dari manusia. Bagaimana tidak, begitu
mudahnya nyawa manusia dihilangkan tanpa rasa bersalah. Bayi yang tidak pernah
berbuat salah kepada ibunya harus rela dibuang ke toilet atau tempat sampah.
Begitu mudahnya nyawa manusia melayang hanya karena urusan sepele yang
seharusnya dapat di selesaikan tanpa harus menghilangkan sesuatu yang paling
berharga dari manusia.
Belum lagi sikap ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar
kita. Kita lebih suka menghamburkan uang untuk selalu makan di tempat-tempat
mahal, dari pada menunaikan hajat orang-orang yang kelaparan. Kita dengan gampang
merogoh saku kita jutaan rupiah untuk nonton konser, daripada membiayai
pendidikan anak-anak terlantar. Kita dengan entengnya pergi pesiar ke luar
negeri setiap tahunnya. Dari pada membelikan sepeda untuk ribuan anak Indonesia
yang pergi sekolah saja harus jalan kaki berkilometer jaraknya.
Ya, kalau saja sikap menghargai manusia ini diterapkan
secara universal dan tidak hanya bersifat temporer, maka banyak hal yang akan
dapat kita capai dan kita perbuat. Dengan bonus demografi (sumber daya manusia
produktif yang berlimpah) ditunjang dengan kepedulian kita akan pentingnya
penghargaan, solidaritas, dan pentingnya nilai kemanusiaan, sejatinya bangsa
kita akan mampu menjadi bangsa yang diperhitungkan di antara bangsa-bangsa di
dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar