Selasa, 15 Mei 2012

Hikmah di Balik Tragedi Sukhoi



http://images.detik.com/content/2012/05/10/10/SukhoiSSJ-100-SukhoiOrg-D.jpg
Ketika tragedi Sukhoi terjadi, seluruh komponen bangsa turut bersedih. Menggalang solidaritas, bahu membahu dalam melakukan evakuasi. Jika seandainya yang mengalami kecelakaan adalah truk ayam yang berisi ribuan ayam dan semuanya mati. Mungkin beritanya tidak akan menjadi headline semua media. Atau beritanya akan berlalu begitu saja dari perhatian kita. Tapi kenapa jatuhnya pesawat  Superjet 100 ini mampu menjadi topik utama setiap media bahkan hampir satu minggu? Jawabannya adalah karena yang menjadi korban adalah ‘Manusia’
Meskipun misalnya yang menjadi korban satu orang, kita yakin Tim SAR dan tim gabungan lainnya tetap akan berusaha untuk menemukan korban. Sekali lagi karena korbannya adalah manusia.
Tapi ada fakta menarik dalam tingkah laku manusia. Ketika sebagian kita menganggap begitu pentingnya nilai manusia meskipun tanpa nyawa dan jasadnyapun sebagian sudah tidak sempurna. Tapi sebagian lagi bahkan sama sekali tidak menghargai nilai tertinggi dari manusia. Bagaimana tidak, begitu mudahnya nyawa manusia dihilangkan tanpa rasa bersalah. Bayi yang tidak pernah berbuat salah kepada ibunya harus rela dibuang ke toilet atau tempat sampah. Begitu mudahnya nyawa manusia melayang hanya karena urusan sepele yang seharusnya dapat di selesaikan tanpa harus menghilangkan sesuatu yang paling berharga dari manusia.
Belum lagi sikap ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar kita. Kita lebih suka menghamburkan uang untuk selalu makan di tempat-tempat mahal, dari pada menunaikan hajat orang-orang yang kelaparan. Kita dengan gampang merogoh saku kita jutaan rupiah untuk nonton konser, daripada membiayai pendidikan anak-anak terlantar. Kita dengan entengnya pergi pesiar ke luar negeri setiap tahunnya. Dari pada membelikan sepeda untuk ribuan anak Indonesia yang pergi sekolah saja harus jalan kaki berkilometer jaraknya.
Ya, kalau saja sikap menghargai manusia ini diterapkan secara universal dan tidak hanya bersifat temporer, maka banyak hal yang akan dapat kita capai dan kita perbuat. Dengan bonus demografi (sumber daya manusia produktif yang berlimpah) ditunjang dengan kepedulian kita akan pentingnya penghargaan, solidaritas, dan pentingnya nilai kemanusiaan, sejatinya bangsa kita akan mampu menjadi bangsa yang diperhitungkan di antara bangsa-bangsa di dunia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar