Kamis, 10 Januari 2013

PLN, Terima Kasih Pemadamannya.

Sepulang kerja ketika sampai di rumah ternyata PLN masih padam. Aku tiba di rumah sekitar pukul 17.30. Keadaan rumah agak gelap karena sudah sore ditambah mendung pertanda sebentar lagi hujan akan turun.
Baru saja mobilku tiba di beranda rumah, si bungsu yang baru duduk di Kelas TK A melompat meyambut kedatanganku diikuti sepupunya yang waktu itu juga ada di rumah. Keceriaan terlihat di wajahnya ketika menghampiriku. Maklum saja waktu kebersamaan kami hanya tiga hari dalam seminggu.
Biasanya kegiatan yang aku lakukan bersama keluarga kalau listrik menyala pada malam hari adalah nonton bareng (nonton TV maksudnya.) Atau bisa juga kegiatan diisi dengan pekerjaan masing-masing. Kalau masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan biasanya aku terlalu asyik di muka laptop. Kedua anakku pun sibuk dengan aktifitas masing-masing. Si sulung biasanya belajar, sedangkan putra bungsuku bermain sendiri. Sementara ibunya menyiapkan makan malam kami di dapur.
Tapi malam hari ini berbeda. Ternyata listrik padam sampai malam hari. Lampu tabung lupa di-charge. Akhirnya semua tidak bisa beraktifitas. Kami semua duduk berkumpul di ruang keluarga mengelilingi lampu teplok yang asapnya lumayan pekat yang bisa membuat lubang hidung menjadi hitam.
Si bungsu mengajakku bermain. Permainan yang disebutnya 'Tak Tik Bom Pet'. Aku sendiri tak tahu seperti apa permainannya. Tak apalah, yang penting kuikuti saja permainannya demi menyenangkan buah hatiku. "Bukankah hal-hal seperti ini jarang kami lakukan." Pikirku. Ternyata asyik juga sekali-sekali mengikuti pola pikir anak-anak. Kami pun akhirnya larut dalam permainan dan kebersamaan. Terkadang terdengar derai tawa karena ada hal-hal lucu dalam permainan. Kegembiraan dan kebahagiaan berlanjut sampai menjelang tidur.
Pagi harinya ketika aku akan berangkat kerja, si bungsu turut mengantarku. Ketika bersalaman dan kucium kedua pipinya kedua matanya basah. Ternyata dia menangis. Dalam isaknya sambil terbata dia berkata, "Ayah jangan kerja. Di rumah aja nemanin Nabil bermain kayak semalam." Hatiku bergetar. Ada sesuatu yang menusuk begitu dalam mendengar ucapannya. Kesadaranku muncul tiba-tiba. Kebersamaan kami selama ini kurang berkualitas. Walaupun secara fisik kami bersama. Tapi komunikasi tidak berjalan dengan baik. Masing-masing sibuk dengan aktifitasnya. Akhirnya kebersamaan yang terjadi terasa hambar dan surut makna.
Listrik padam ternyata membawa hikmah bagiku. Untuk lebih bisa membagi waktu dan perhatian terhadap keluarga. Terima kasih PLN.
Tapi jangan terlalu sering padam ya.

2 komentar:

  1. Mantap pak! Selalu ada hikmah dibalik yang terjadi pada diri kita, bila pandai mencermatinya. Salam blogger :D

    BalasHapus
  2. Betul sekali Pak, hanya saja kita lebih gampang untuk menyalahkan lingkungan sebelum melihat ke dalam. Salam blogger juga! :D

    BalasHapus