Rabu, 31 Juli 2013

Mantuyan, Aku Rindu!

Entah kenapa malam ini ada rasa rindu yang begitu dalam. Rindu dengan tempat tugas pertamaku menjadi guru. Yah,.. delapan belas tahun yang lalu tepatnya bulan Juni 1995 ketika pertama kali kuterima SK Pengangkatanku sebagai seorang pendidik. Aku ditempatkan di sebuah desa yang bernama Mantuyan. Sebuah desa yang berada di Kecamatan Halong Kabupaten Balangan. (Dahulu masih termasuk wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara). Pada waktu itu mendengar nama desanya saja baru pertama kali. Bahkan  aku belum pernah menjejakkan kaki di Paringin yang sekarang menjadi ibukota Kabupaten Balangan.
Dengan bermodalkan sepeda motor sewaan, dengan didampingi ayah aku meluncur menuju tempat tugas. Pada saat itu masih libur kenaikan kelas. Setelah melakukan perjalanan lebih dari dua jam sampai juga akhirnya ke tempat yang dituju. Tak pernah terbayangkan olehku aku akan bertugas di tempat yang berjarak lebih dari 75 km dari tempat tinggalku. Dengan hampir 10 km kondisi jalan yang rusak dan 3,5 km tanpa aspal yang kalau musim hujan harus ditempuh dengan jalan kaki. "Ya Tuhan, sanggupkah aku bertugas di tempat ini. Tempat yang tidak pernah kukenal sebelumnya, dengan akses jalan yang lumayan sulit. Berada di daerah pegunungan, tanpa listrik, tanpa ada orang-orang yang kukenal, jauh dari keramaian." Itulah pikiran yang pertama kali muncul ketika sampai di depan sebuah sekolah dengan papan nama tertulis "SDN Mantuyan."
Kekhawatiran itu ternyata terbukti. Di hari-hari awal tugasku, aku merasakan tidak betah, sepi, bingung, dan merasa sendiri. Bagaimana tidak, kalau sebelumnya aku terbiasa dengan keadaan yang ramai. Berada di tengah keluarga, dengan kondisi sarana dan prasarana yang memadai. Ada listrik, ada televisi, dan fasilitas hiburan lainnya. Tapi sekarang aku berada di tempat yang tak ada listrik, tak ada televisi, (kalo mau nonton televisi cuma ada di warung yang jaraknya lebih kurang 1 km. Itu pun menggunakan diesel sendiri), rumah dinas yang tak ada WC. Yang ada cuma WC sekolah yang ada di ujung kelas dekat semak belukar di belakang sekolah. Bayangkan saja kalo kebelet pas tengah malam tanpa listrik lagi. Acap kali ketika malam menjelang tidur aku merasa seperti terbuang. Tidak terdengar lagi suara lalu lalang kendaraan, dan suara televisi dari luar kamar. Yang ada sekarang suara jangkrik dan binatang-binatang malam yang semakin membuatku merasa terasing.
Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa berinteraksi dengan siswa dan masyarakat di lingkungan sekolah. Sore dan malam hari yang biasanya banyak kuhabiskan di dalam kamar rumah dinas berteman buku harian dan kuas serta buku gambar. Berangsur-angsur mulai kuisi dengan kegiatan di luar rumah seperti main bola voley, memancing di sungai, shalat berjamaah, ke warung, atau sekadar duduk-duduk di serambi rumah warga untuk bersilaturrahmi.
Hari-hariku pun mulai terasa lebih indah. Semakin banyak interaksi yang kulakukan, semakin banyak kebaikan-kebaikan yang kudapatkan. Sore hari sekarang kuisi dengan kegiatan olah-raga dan mengajar siswa mengaji (iqra) sementara selepas magrib waktu kuisi dengan mengajar beberapa siswa dan warga belajar mengaji Al Qur'an. Suara binatang malam kini tak lagi terdengar sebagai nyanyian kesedihan. Tapi telah menjadi pelengkap malam-malamku. Setelah tiga tahun berlalu akhirnya listrik masuk ke desa Mantuyan. Hal ini secara perlahan mengubah wajah desa menjadi lebih semarak.
Tak terasa tujuh tahun aku berada di desa ini. Begitu banyak pengalaman dan kebaikan yang kudapatkan di sini. Dengan alasan keluarga, akhirnya aku harus meninggalkan tempat tugas yang telah memberiku begitu banyak kenangan.
Mantuyan, aku rindu.
Rindu pada kicau burung di pagi hari.
Rindu pada jernih dan gemericik air sungaimu.
Rindu pada keasrian dan sejuknya udaramu
Rindu pada senyum dan sapa ramah warga ketika setiap pagi mereka berangkat ke kebun
Rindu pada semua siswa-siswaku
Rindu pada wangi bebuahan ketika tiba musimnya
Rindu pada suara daun bambu yang dihembus angin
Rindu pada aroma lampu teplok yang menemani malamku
Rindu pada suara jangkrik dan lolongan anjing di malam sunyi***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar