|
Sumber foto: www.itoday.co.id |
Pada saat rehat sebentar di sebuah warung di pinggir jalan provinsi untuk melepas lelah dan minum segelas teh hagat dalam perjalanan dari Kandangan ke Banjarbaru saya berjumpa dengan rombongan caleg dari sebuah partai peserta pemilu 2014. Tak tanggung-tanggung ternyata saya berjumpa langsung dengan salah satu caleg DPR RI yang jauh-jauh datang dari Jakarta. Orangnya ramah dan murah senyum. Setelah berkenalan dan berbasa-basi saya pun mendapat beberapa lembar kalender 2014 dan kartu nama sang caleg (lumayan menghemat pengeluaran untuk beli kalender). Di akhir pertemuan akhirnya saya dibayarkan minum oleh si caleg. Nggak nyangka rezeki saya didatangkan langsung dari Jakarta. Sebelum pamit si caleg mohon doa dan dukungannya tapi Alhamdulillah tidak ada kata 'minta coblos'. Kalau cuma minta doa, ya saya doakan. Kalau minta dukung ya saya dukung dengan doa. Hehe.
Kalo dipikir-pikir, emang sekarang lagi musimnya para caleg 'tebar pesona'. Mengapa saya berkata demikian? Orang yang dulunya tidak pernah terdengar kiprahnya, eh sekonyong-konyong muncul ke permukaan. Ada yang memberikan pengobatan gratis, membagi kalender, membantu pembuatan kartu sehat, membantu tempat-tempat ibadah dengan mengajak wartawan untuk meliput, membantu memasangkan listrik dan ledeng gratis serta banyak lagi hal lain yang sifatnya pencitraan.
Nah, lantas sebagai pemilih apa yang harus kita lakukan? Begitu banyak anjuran yang dapat kita lakukan sebagai pemilih. Ada yang menganjurkan 'Ambil uangnya, jangan pilih orangnya', ada juga yang berprinsip, 'yang penting siapa yang memberi paling banyak itu yang dipilih, toh nanti kalau sudah terpilih siapa yang bisa menjamin mereka akan ingat kepada pemilihnya?'. Ada juga yang menganjurkan golput aja, sebab sudah muak dengan tingkah para 'wakil rakyat' yang seharusnya menjadi orang nomor 2 setelah rakyatnya. Atau mungkin inilah satu-satunya 'wakil' yang lebih hebat dari orang nomor 1. Saya pribadi tidak ikut dengan ketiga anjuran di atas.
Kalau kamu memang ingin memilih dan tetap ingin menjadi pemilih yang cerdas dan idealis, maka tips berikut mungkin dapat kamu lakukan sebelum memutuskan caleg yang akan kamu pilih.
1. Tentukan partainya
Tentukan partai yang sesuai dengan ideologi kamu, apakah kamu seorang yang nasionalis atau agamis. Pelajari ideologi, visi dan misi dari partai yang akan dipilih. Sebab ini akan menentukan kemana bangsa ini akan dibawa dan kamu punya andil satu suara.
2. Tentukan calegnya
Setelah kamu menentukan partai yang sesuai dengan keinginanmu, baru menentukan caleg yang akan dipilih baik untuk tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten. Kalau tidak menemukan caleg yang cocok bisa juga kita memilih caleg dari partai lain yang tentunya masih memiliki kesamaan ideologi, visi dan misi dengan partai yang kamu pilih.
3. Cari informasi tentang caleg pilihan
Carilah informasi yang sebanyak-banyaknya tentang caleg yang akan kamu pilih. Itulah sebabnya lebih baik memilih caleg yang sudah kita kenal track recordnya agar kita tidak seperti membeli kucing dalam karung.
Selain itu perlu juga kita tahu berapa besar pengsilan sah seorang caleng selama 5 tahun kalau dia sudah terpilih dan berapa besar biaya kampanye yang dia keluarkan. Kalau biaya yang dikeluarkan ternyata lebih besar dari penghasilan normal seorang anggota DPR/DPR RI, maka patut dipertanyakan kemana dia akan mencari pengganti biaya kampanyenya. Jadi, tetaplah menjadi 'PEMILIH CERDAS'