Minggu, 10 November 2013

Gengsikah Guru Kalau Tidak Dapat Menjawab Pertanyaan Siswa?

sumber : http://teaching.monster.com
"Anak-anak ingat ya, kalo 1/2 dibagi 1/4 itu artinya sama dengan 1/2 dikali 4/1. Jadi pecahan pembagi harus dibalik kalau ingin mengubahnya menjadi perkalian" dengan lantang seorang guru menjelaskan materi tentang pembagian bilangan pecahan di depan puluhan siswanya. Salah seorang siswa mengacungkan tangan. "Mengapa harus dibalik?" tanya siswa tadi. Si guru yang kaget mendapat pertanyaan seperti itu menatap tajam kepada siswa tadi. "Pokoknya memang seperti itu aturannya. Kalau kamu mau menghitung pembagian bilangan pecahan, ya harus membalik bilangan pembaginya!" jawab si guru ketus.
Semoga potongan cerita di atas tidak pernah Anda lakukan sebagai seorang guru. Walaupun kejadian seperti ini mungkin saja terjadi di kelas kita. Reaksi yang dimunculkan seorang guru berbeda satu dengan lainnya. Reaksi yang paling gampang kita tunjukkan adalah reaksi seperti dalam cerita di atas. Ini adalah cara untuk menutupi ketidaktahuan guru terhadap pertanyaan siswa. Maka yang muncul adalah sikap arogan dan ego guru sebagai orang yang merasa paling tahu segalanya. Tapi tahukah Anda apa yang muncul dalam benak siswa. Siswa bisa saja mengetahui kelemahan guru yang tidak bisa menjawab pertanyaannya. Tentu ini akan membuat buruk posisi guru di mata siswa. Alih-alih penghormatan yang akan didapatkan guru, malah bisa jadi siswa menganggap remeh guru yang bersangkutan.
Ini juga bisa menjadi pembelajaran buruk bagi siswa karena mereka meniru sikap guru yang tidak bisa mengakui kekurangan atau kelemahannya.
Lantas apa salahnya kalau guru dengan legowo mengatakan kepada siswa belum memiliki jawaban atas pertanyaannya tersebut?  Apakah guru akan dianggap rendah oleh siswa? Saya rasa tidak. Tentu akan lebih bijak kalau pertanyaan siswa tersebut kita tampung sebagai pekerjaan rumah kita untuk dicarikan jawabannya. Sebab bisa saja pertanyaan tersebut akan kembali muncul di masa-masa yang akan datang dari siswa yang berbeda.
Bisa juga pertanyaan siswa tersebut kita lemparkan kembali kepada semua siswa. Siapa tahu diantara sekian banyak siswa ada yang mengetahui jawaban dari pertanyaan. Tapi hal ini tentu saja masih memiliki kelemahan karena guru tidak mengetahui jawaban yang benar. Kalau jawaban yang diberikan siswa salah dan guru mengamini jawaban tersebut karena ketidaktahuannya, maka seluruh kelas akan menerima informasi/konsep yang salah.
 Banyak jalan yang bisa ditempuh seorang guru untuk selalu mengupdate pengetahuan, kemampuan, dan keterampilannya. Guru bisa belajar secara otodidak melalui buku serta melalui media informasi lain seperti media cetak, elektronik, dan internet. Bisa juga dengan cara meningkatkan kualifikasi pendidikan atau kuliah, melalui forum-forum resmi seperti kegiatan KKG, MGMP, bimtek, seminar, dan lain-lain. Atau melalui diskusi non formal dengan teman sejawat atau orang yang memang  menguasai tentang permasalahan yang dihadapi.
So, seorang pendidik akan terus dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya dalam mengimbangi laju perkembangan informasi yang terjadi.
Salam.

1 komentar: